Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Pilwalkot Bogor 2024

KBM Tunggu Gerindra Gabung di Pilkada, Belum Tentu Usung Jenal Mutaqin Jadi Calon Wali Kota Bogor

Jalan Terjal Jenal Mutaqin untuk Diusung KBM Jadi Calon Wali Kota Bogor, Tetap Ngotot Kader yang Dipilih

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Kolasi TribunnewsBogor.com
Jenal Mutaqin Tak Otomatis Diusung KBM Jadi Calon Wali Kota Bogor 

KBM tetap berpatokan pada hasil survei dalam menentukan pasangan calon Wali Kota Bogor dan calon Wakil Wali Kota Bogor yang akan diusung.

"PAN Kota Bogor tetap berharap Gerindra gabung ke Koalisi Bogor Maju. Soal calon Wali Kota Bogor atau calon Wakilnya biar DPP yg menentukan. Yang pasti koalisi pasti mencalonkan 1 pasangan. Personnya pasti yang terbaik dan tepat untuk Kota Bogor. Semua figur yang dapat surat tugas pasti sebagai calon Wali Kota Bogor, bukan wakil. Maka biar antar DPP yang menentukan," kata Bedjo Santoso.

Sedangkan calon Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin berkukuh bahwa Partai Gerindra harus mengusung kadernya, yakni dirinya sendiri.

"Dari awal Gerindra jelas bahwa ada kader yang harus maju. Ditambah lagi legitimasi yang sudah turun kemaren dengan surat tugas. Kita akan memegang teguh mandat dari DPP untuk bisa memajukan dan menangkan kader dalam kontestasi Pilkada Kota Bogor," kata Jenal Mutaqin saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com.

Diketahui bahwa Jenal Mutaqin menerima surat tugas menjadi calon Wali Kota Bogor nomor 07-0090/TGS-PILKADA/DPP-GERINDRA/2024 yang ditandatangani Ketua Umum Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani pada Minggu (28/7/2024).

Jenal Mutaqin bertugas membangun koordinasi dengan DPC, PAC, Ranting dan sayap partai Gerindra di Kota Bogor.

JM juga bertugas membangun komunikasi politik dengan partai lain guna membentuk koalisi.

Pengamat politik Universitas Djuanda Bogor Gotfridus Goris Seran berpendapat seharusnya KBM tak perlu lagi menaruh harapan pada Partai Gerindra untuk bergabung koalisi.

"Karena di satu sisi penugasan JM sudah jelas posisinya sebagai kandidat dalam Pilwalkot, sementara di sisi lain KBM sudah menominasikan Dedie-Rusli. Sehingga jika tetap mengajak Gerindra bergabung, tentu akan berdampak terhadap soliditas KBM dalam mengusung paslonnya," kata Seran.

Sekalipun KBM berkukuh menerima Gerindra dengan pertimbangan melihat hasil survei dan keputusan pimpinan partai, maka menurut Seran akan ada dua dampak negatif bagi koalisi.

Pertama, Gerindra bersama Jenal Mutaqin akan mengancam keutuhan rencana mengusung Dedie Rachim dan Rusli Prihatevy sebagai pasangan calon Wali Kota Bogor 2024.

"Kedua, masuknya Gerindra dapat membuat Golkar hengkang dari KBM. Golkar yang punyai 7 kursi melebihi Gerindra 6 kursi kurang dianggap Dedie," kata Seran.

Terlebih, Partai Golkar juga sudah menjalin komunikasi politik dengan PDIP pada Minggu (28/7/2024).

"Karena itu, bertandangnya PDIP ke Golkar, memberi sinyal sekaligus pressure politik bahwa jika hengkang, koalisi alternatif berpotensi dibangun," kata Gotfridus Goris Seran.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp:

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved