Info UMKM Bogor

UMKM Pelet Magot di Bogor Jadi Tempat Magang, Mahasiswa Belajar Pilah Sampah dan Produksi Pelet

Dadang Sutarsa (55) pemilik UMKM Pelet Magot yang berlokasi di Sukamulya, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, terbilang sukses untuk mengelola bisnis

|
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
Mahasiswa yang belajar mengenai pengelolaan magot di UMKM pelet magot Sukamulya, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TIMUR - Dadang Sutarsa (55) pemilik UMKM Pelet Magot yang berlokasi di Sukamulya, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, terbilang sukses untuk mengelola bisnisnya.

Ia sukses karena berhasil mengubah ulat magot yang terlihat menjijikan menjadi sesuatu yang menjanjikan.

Selain itu, UMKM yang juga tempatnya ada di Bank Sampah Unit (BSU) Siliwangi ini menjadi tempat rujukan mahasiswa dan pelajar.

Mahasiswa dan pelajar ini kerap datang ke tempat ini untuk belajar edukasi pengelolaan magot.

Hal ini kata Dadang sudah berlangsung sejak tahun 2022 silam.

“Baik yang magang dan ekstrakurikuler. Kami memberikan pembelajaran dan peluang mereka yang ingin belajar mengenai edukasi lingkungan dengan pengelolaan biokonversi magot,” kata Dadang kepada TribunnewsBogor.com, belum lama ini.

Mereka belajar mulai dari pemilihan sampah untuk pakan magot hingga menciptakan produk magot salah satunya pelet.

Pelet magot di UMKM ini diberi nama yakni Peley Magot Eling. 

Eling merupakan singkatan dari Edukasi Lingkungan yang digagas sendiri olej Dadang Sutarsa yang sekaligus juga Ketua RW setempat.

“Salah satunya sekarang juga ada dari Unida. Ini ada tiga orang. Sudah ada satu bulan disini. Mereka mulai mencari mengolah sampah dan menciptakan produknya,” jelasnya.

Untuk sampah sebagai bahan pakan magot, mahasiswa mengumpulkannya mulai dari lingkungan rumah warga.

Sampah-sampah yang digunakan pakan yakni sampah organik.

“Kita dapatkan terutama dari warga sekitar. Itu program kita. Pilah sampah dari sumbernya. Organiknya kita pilah dan ambil untuk bahan magot. Seain itu juga kita kerjasama dengan hotel dan restoran. Itu kita kelola sampahnya. Khususnya sampah organik,” ujarnya.

Dadang berharap, mahasiswa bisa menerapkan ilmu ini ketika kembali ke kampusnya maupun lingkungannya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved