Dharma Pongrekun Buka Soal Kebocoran Data, Dukung Pramono Anung Jadi Presiden : Saya Staf Ahli Cyber

Dharma Pongrekun Buka-Bukaan Kondisi Keamanan Data, Dukung Pramono Anung Jadi Presiden : Saya Staf Ahli Cyber

|
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Kompas TV
Dharma Pongrekun Buka-Bukaan Kondisi Keamanan Data, Dukung Pramono Anung Jadi Presiden 

Dharma Pongrekun kembali menyatakan mendukung Pramono Anung menjadi Presiden agar dirinya bisa menjadi staf ahli di bidang cyber security.

"Oleh sebab itu mari mas Pram saya dukung mas Pram jadi presiden dan saya akan menjadi staf ahli khusus bidang cyber security, dan cyber security adalah isu yang tidak pernah selesai karena itu adalah industri ," kata Dharma Pongrekun.

Pramono Anung tak membantah soal perannya dalam jabatan Dharma Pongrekun  di BSSN.

"Bung Dharma saya tahu untuk urusan BSSN sebenarnya kapasitasnya, kapabilitasnya bukan sebagai wakil tapi sebagai ketua aja, tetapi beliau sebagai wakil, kalau sebagai ketua bintangnya naik sebenarnya," kata Pramono Anung.

Beda pendapat dengan Dharma Pongrekun, Pramono Anung mengatakan mestinya BSSN menjalin kerjasama dengan Kominfo untuk menjaga keamanan data privasi.

"Data sekarang ini adalah betul-betul menjadi  sesuatu yang penting, menjadi tugas negara untuk memproteksi data tidak keluar kemanapun, seharusnya BSSN bekerjasama dengan Kominfo untuk menjaga proteksi untuk data dan tidak mudah dicuri oleh siapapun," kata Pramono Anung.

Menjawab dukungan Dharma Pongrekun  untuk menjadi Presiden, Pramono Anung menolaknya.

"Sehingga demikian bung Dharma saya sama sekali tidak membantah apapun yang beliau sampaikan, tetapi doa yang terakhir bagi saya cukup maju Pilkada DKI saja," kata Pramono Anung.

Menanggapi Pramono Anung, Dharma Pongrekun mengucap terimakasih atas jasanya.

"Saya bisa bintang 3 karena mas Pram, hubungan emosional ini tidak bisa kami lepaskan sampai Tuhan memangil kami. Bukan karena rivalitas menghentikan silaturahmi kami," kata Dharma Pongrekun .

Dharma Pongrekun menekankan bahwa Kominfo harus dikoreksi.

"Kalau kita paham agenda global maka Kominfo perlu dikoreksi harusnya Infokom bukan Kominfo, Kominfo adalah komunikasikan informasi, tetapi harusnya informasi difilter baru dikomunikasi. Di sana ada rahasia yang perlu dipahami betul bahwa itu terjadi setelah reformasi, 2002 ada kominfo ada KemenpanRB dan lain, sehingga saya agenda apa yang terjadi di situ maka muncullah ITE dan ternyata banyak persoalan di media sosial," kata Dharma Pongrekun.(*)

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: 

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved