RESPON Bos OCI Soal Isu Tak Kasih Gaji & Siksa Pemain Sirkus Mengejutkan, Korban Bongkar Fakta Baru
Klarifikasi dari bos OCI soal tak kasih gaji para pemain sirkus di tahun 1980-an mengejutkan. Para korban yakni mantan pemain sirkus mengurai fakta.
Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Klarifikasi dari Founder Oriental Circus Indonesia (OCI), Toni Sumampau soal isu penyiksaan yang dialami mantan pemain sirkus belakangan disorot.
Pasalnya Toni membenarkan adanya pendisplinan hingga kabar para pemain sirkus tak digaji setelah bekerja.
Namun dalam klarifikasi tersebut, Toni mengungkap alasan di balik pendisiplinan dan gaji tersebut.
Diwartakan sebelumnya, viral aksi para mantan pemain sirkus menceritakan momen pahitnya saat disiksa oleh bos sekaligus pendiri OCI.
Beberapa mantan pemain sirkus itu mengurai kisah sedih saat mereka disetrum hingga dipukuli selama menjadi pemain sirkus sejak tahun 1980-an sampai 1990-an.
Terkait dengan tudingan tersebut, bos OCI akhirnya buka suara.
Toni Sumampau dalam konferensi persnya di Cisarua Bogor pada Rabu (16/4/2025) membantah ia dan keluarganya sebagai pendiri OCI menyiksa para pemain sirkus.
Perihal cerita para mantan pemain sirkus soal mereka disiksa selama latihan sirkus, Toni mengurai penjelasan.
Bahwa hal yang diceritakan oleh mantan para pemain sirkus itu bukan penyiksaan melainkan pendisplinan.
"Kalau anak-anak itu latihannya malas, tidak mau keluar tenaga, baru pakai rotan, itu mah biasa. Memang begitu, kita semua sama," ujar Toni Sumampau, dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas TV, Jumat (18/4/2025).
Selain itu, Toni juga merespon aduan dari mantan para pemain sirukus soal mereka yang tak pernah dapat gaji.
Kata Toni, ada alasan kenapa mantan pemain sirkus yang viral itu tidak diberikan gaji.
"Memang itu tidak diberi gaji, kita juga sama, masih anak-anak masa terima gaji? tapi uang saku untuk belanja, segala macam itu ada," kata Toni.
Baca juga: Cerita Mantan Pemain Sirkus Disuruh Tidur di Kandang Macan, Kini Ingin Balas Bos Taman Safari
Tanggapan dari mantan pemain sirkus
Atas klarifikasi dan penjelasan yang diurai Toni Sumampau, mantan pemain sirkus bernama Magdalena Yuli yang mengaku korban penyiksaan bos OCI pun kembali bersuara.
Perihal uang saku yang disebutkan oleh Toni dalam klarifikasinya, Magdalena mengungkap bantahan.
Ia mengaku baru dapat uang dari hasilnya bermain sirkus ketika usia remaja.
"Makan kita nasi bungkus, dua bungkus untuk tiga orang. Pokoknya tidak manusiawi sekali. Sampai remaja, saya baru dapat uang Rp5 ribu per orang, katanya itu uang sabun, kita tidak dapat apa-apa. Cuma dapat baju sekali saat natal," ujar Magdalena.
Lebih lanjut, Magdalena Yuli juga membongkar fakta baru terkait dengan awal mula dirinya bergabung di OCI.
Ternyata awalnya Magdalena diambil paksa dari orang tuanya saat usia lima tahun.
Kala itu Magdalena mengaku dijemput oleh orang tua Toni Sumampau, Hadi.
"Usia saya saat itu lima tahun, kakak saya umur sekitar delapan atau sembilan tahun. Saat itu saya diambil oleh pak Hadi. Pak Hadi itu orang tua Jansen Manansang, Frans Manansang, Toni Sumampau, pemilik Oriental Circus itu," pungkas Magdalena Yuli.
Mulanya Magdalena dan kakaknya bingung karena mendadak dijemput paksa oleh Hadi.
Magdalena masih ingat betul saat sang ibu mencegahnya untuk dibawa oleh Hadi pakai mobil.
Namun karena tak berdaya, Magdalena dan kakaknya pun tetap dibawa oleh Hadi ke kediamannya dan bertemu dengan tiga anaknya, Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Toni Sumampau.
"Kami diambil aja sama pak Hadi, entah ada perjanjian apa sama orang tua kami. Tapi mama tidak mengizinkan, terus memeluki kami untuk tidak dibawa, tapi kami diseret aja sama Pak Hadi, dimasukkan ke mobil pak Hadi. Lalu kami dibawa ke sebuah rumah, basecamp pak Hadi dan anak-anaknya tuh tiga macan itu," imbuh Magdalena.
Tiba di rumah Hadi, Magdalena terkejut karena di sana sudah banyak anak-anak.
Termasuk di antaranya adalah Butet, mantan pemain sirkus yang juga kini memviralkan kisah penyiksaannya.
Setelah tinggal di rumah Hadi, Magdalena mengaku setiap hari dilatih untuk bermain sirkus.
"Kami dilatih (sirkus) beberapa minggu kemudian kami dibawa ke Oriental Circus, kami mulai dilatih untuk melakukan pertunjukkan," ujar Magdalena.
Seiring berjalannya waktu, Magdalena jadi tahu sebuah fakta mengejutkan soal alasannya dijemput paksa Hadi.
Ternyata ada perjanjian antara orang tuanya dengan Hadi.
Yakni Hadi mengaku ingin mengambil anak perempuan orang lain karena tidak punya anak perempuan.
Baca juga: Pengakuan Bos Taman Safari Indonesia Tony Sumampau Soal Asal Pemain Sirkus, Bukan Korban Culik
Namun alih-alih diadopsi dengan layak, Magdalena justru mendapat perlakuan kasar dan tak manusiawi.
"Di dalam perjanjian itu pak Hadi mengatakan dia tidak punya anak perempuan, dia pengin punya anak perempuan, ingin menyekolahkan kami dan mengangkat kami sebagai anaknya, itu perjanjian sama orang tua kami. Setelah sampai di situ oh rupanya saya diambil hanya untuk dijadikan seperti mereka (pemain sirkus)," ungkap Magdalena.
Disebut bakal dijadikan anak angkat, Magdalena justru merasakan perlakuan yang sangat berbeda dengan anak kandung Hadi.
"Kalau mereka bilang mengangkat kami sebagai anak, kenapa kita diperlakukan seperti itu tidak manusiawi dan kita tidak disekolahkan seperti anak-anak mereka? kalau kita dianggap anak, kenapa kita dijadikan pemain sirkus untuk mencarikan uang untuk mereka?" imbuh Magdalena.
Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t
| Teknisi Wifi Tersengat Listrik saat Pasang Tiang di Sukajaya Bogor, 1 Orang Tewas dan Tiga Luka-luka |
|
|---|
| Kepergok Curi Kendaraan Milik Kuli, Maling Motor di Cibungbulang Bogor Diamuk Massa |
|
|---|
| Curhat Pilu Korban Ledakan SMAN 72, Cita-citanya Terancam Kandas Karena Luka: Jangan Tinggalin Apis |
|
|---|
| Cerita Teman Sekelas Bantah Bully Pelaku Ledakan SMAN 72, FN Dulunya Ceria Tapi Berubah Sejak 2024 |
|
|---|
| Isi Buku Harian Pelaku Ledakan di SMAN 72 Mengejutkan, Sikap FN Berubah Setelah Insiden di Kelas 11 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.