Jonggol Dilanda Kekeringan
Dilanda Kekeringan, Air Jadi Barang Mahal Bagi Warga Jonggol Bogor Karena Harus Beli untuk Kebutuhan
Air menjadi barang mahal bagi warga Kampung Cimendo, Desa Sukagalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Naufal Fauzy
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, JONGGOL - Air bersih menjadi barang mahal bagi warga Kampung Cimendo, Desa Sukagalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
Pasalnya, warga harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena wilayah tersebut dilanda kekeringan pada musim kemarau ini.
Seperti halnya yang dilakukan oleh wanita paruh baya bernama Sari yang harus membeli air untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Wanita berusia 43 tahun itu mengatakan, kolam penampungan air yang dibuatnya mengalami kekeringan sejak tiga pekan belakangan ini.
Dengan kondisi demikian, ia pun mengaku kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
"Sekitar 3 mingguan enggak ada air sama sekali, jadi kalau enggak ujan itu airnya beli," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Senin (4/8/2025).
Sementara itu, uang yang harus dikeluarkannya untuk membeli air tidaklah sedikit yaitu sebesar Rp70 ribu untuk 1.000 liter yang dibeli dari tetangganya.
Namun air tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan di rumah selama dua hari karena banyaknya penghuni.
"Beli di tetangga, dia punya mobil, punya toren, dia nyari ke sungai ke Kali Panjang atau kemana gitu. Cuma buat mandi sama nyuci aja, ibu kan ada 7 orang sekeluarga, paling dua hari," terangnya.
Air tersebut, kata dia, hanya digunakan untuk MCK, tidak untuk konsumsi karena berasal dari aliran kali atau sungai.

Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi ia harus membeli air mineral isi ulang yang harganya Rp6 ribu per galon hanya untuk tiga hari.
"Enggak berani, kan dia air sungai, kadang kalau lagi bening ya bening, kalau di hulunya keruh ya keruh, tapi kebanyakan keruh. Kalau buat minum, kalau makan juga dari galon isi ulang," katanya.
Akan hal tersebut, Sari pun mengeluhkan beban pengeluaran yang harus dikeluarkannya untuk memenuhi kebutuhan di rumah selam musim kemarau ini.
Namun ia tak memiliki pilihan lain sehingga mau tidak mau harus mengeluarkan uang yang lumayan besar untuk mendapatkan air.
"Kalau mahal mah lumayan mahal bagi ibu, soalnya kan banyak yang make (banyak) Rp70 ribu cuma dua hari, ya kewalahan," ungkapnya.
Jadi Langganan Kekeringan, Warga Sukagalih Jonggol Berharap Ada Sumur Bor hingga Instalasi PAM |
![]() |
---|
Musim Kemarau Pengaruhi Sektor Pertanian di Jonggol Bogor, Hasil Tani Menjadi Kurang Maksimal |
![]() |
---|
Berawal dari Kebutuhan Jadi Ladang Usaha, Warga Jonggol Bogor Jualan Air Manfaatkan Kekeringan |
![]() |
---|
Sawah Mengering Akibat Kemarau, Petani di Jonggol Bogor Alih Profesi Jadi Penggembala Domba |
![]() |
---|
Alami Kekeringan di Musim Kemarau, Warga Jonggol Bogor Manfaatkan Air Sungai Untuk Mandi dan Mencuci |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.