Gerakan Serbukatif Dapat Dukungan Nasional, Jadi Model Pendidikan Karakter dari Bogor

Serbukatif Kota Bogor mendapat perhatian dari pemerintah pusat sehingga disebut gerakan ini patut ditiru daerah lain.

Editor: Tsaniyah Faidah
Istimewa/Pemkot Bogor
Gerakan Seribu Kata Positif (Serbukatif) mendapat perhatian dari pemerintah pusat sehingga disebut gerakan ini patut ditiru daerah lain. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bogor sekaligus penggagas Gerakan Seribu Kata Positif (Serbukatif), Yantie Rachim, menyampaikan awal mula gerakan ini berasal dari kekhawatiran ia dengan generasi muda yang makin terpapar gadget, game online, dan bahasa kasar. 

“Kita tidak melarang mereka untuk bermain game atau lainnya, tapi program ini dibentuk untuk menguatkan mereka agar tidak berkata yang negatif. Jadi kita harus menguatkan mereka dengan perkataan yang positif, karena kita bukan hanya membangun manusia saja, tapi juga membangun karakter dan adab ke depannya,” jelas Yantie Rachim di Ballroom Hotel Pajajaran Suite, Jalan Bogor Nirwana Residence, Kota Bogor, Kamis (21/8/2025). 

Yantie Rachim juga menyampaikan bahwa dalam implementasi program Serbukatif, ia memilih duta Serbukatif dari tiap kecamatan yang berasal dari murid Sekolah Dasar (SD). Duta ini nantinya akan menjadi pelopor sekaligus pelapor yang menjaga teman-temannya dalam berkata negatif. 

Kehadiran Serbukatif juga mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Perwakilan dari Pusat Perbukuan Kemendikdasmen, Helga Kurnia, menyebut gerakan ini patut ditiru daerah lain.

“Saya terpukau melihat Serbukatif di Kota Bogor, ini sebuah inovasi yang patut ditiru oleh daerah lain. Gerakan ini bisa berkembang lebih luas, misal dibuat buku lalu guru-guru bisa ikut menulis dan memperkaya gerakan ini,” katanya.

Ia menyampaikan harapannya agar program Serbukatif semakin banyak yang mengikuti di sekolah dan terus digunakan sampai ke rumahnya masing-masing, sehingga pendidikan di Kota Bogor akan semakin maju. 

Dukungan juga datang dari berbagai kalangan. Komisioner dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bogor, Geri, menilai Serbukatif sebagai jawaban atas kekhawatiran anak-anak yang kian terikat dengan gadget pasca pandemi. 

“Dengan Serbukatif, anak-anak dibiasakan untuk mengucapkan hal-hal positif. Orangtua juga harus mencontohkan, karena pola asuh sangat memengaruhi,” ujarnya.

Para guru dan kepala sekolah pun turut merasakan dampak nyata dari gerakan ini.

Kepala Sekolah SD Kedung Halang 5, Sumarna menuturkan bahwa di sekolahnya ada Taman Serbukatif yang diresmikan oleh Yantie Rachim. Taman itu kemudian dijadikan sebagai sarana edukasi, dimana anak-anak diminta untuk menulis kata-kata positif di sana setiap hari mereka melewati taman itu. 

“Serbukatif ini memberi pengaruh besar bagi sekolah kami. Satu edukasi yang kami lakukan, ketika salah seorang anak berkata negatif atau kasar, kami akan membawanya ke taman itu dan anak harus membaca tulisan yang ada disitu agat mereka ingat kata positif yang telah mereka tuliskan,” jelasnya.

Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Bogor, Siti Amalia, juga menyampaikan perubahan yang ia rasakan ketika menerapkan program Serbukatif dalam pembelajarannya. 

“Saya mengamati perubahan anak-anak dari SD ke SMP, dan memang benar bahwa kita harus menanamkan kata-kata positif di diri mereka. Karena menurut saya, pengaruh gadget itu sangat luar biasa dan serbukatif hadir untuk mengingatkan kita akan kata positif yang harus kita lakukan,” ucap Siti.

Begitu pula guru dari SDN Cipaku Perumda, Widia Ningrum Sari, menyebut bahwa anak-anak pramuka di sekolahnya bahkan membuat video seribu kata positif dan kini menjadi duta Serbukatif.

“Dengan adanya aksi serbukatif ini, menjadikan SDN Cipaku Perumda itu sekolah yang berkata-kata positif, karena dengan satu kata positif ternyata bisa membuat seribu kata kebaikan,” katanya. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved