Menuju Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan Dulu Getol Menyindir Prabowo, Sekarang Malah Dicalonkan Cagub DKI

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan

"Kita malah menganjurkan kepada masyarakat menilai. Coba tunjukkan tiga contoh putusan di mana Pak Prabowo tegas," kata Anies di Hotel Harris, Jakarta, Minggu 29 Juni 2014.

Hal itu diucapkan Anies usai menghadiri diskusi 'The Final Round: Siapakah Pemenang Pilpres 9 Juli 2014'

Anies mempertanyakan konsep Prabowo soal perekonomian dalam debat calon presiden.

"Ekonomi yang open pada market internasional atau nasionalistik tertutup. Retoriknya nasionalis tertutup, tapi ketika diskusi bicaranya terbuka. Di mana tegasnya," terang Anies.

Kedua persoalan bangsa Indonesia yang heterogen tetapi mengakomodasi kelompok-kelompok ekstrimis.

"Ini tegasnya di mana. Menurut saya harus ditunjukkan dan masyarakat harus bertanya ini tegasnya kenyataan atau tegasnya pencitraan," kata Anies. "Kalau tegasnya kenyataan, tunjukkan tiga dampai lima keputusan di mana itu tegas, termasuk itu dalam menyusun koalisi dan dukungan di situ," tambahnya.

Sindiran Kepekaan Prabowo

Pernah pula Anies Baswedan mengatakan capres Prabowo Subianto saat itu tidak memiliki kepekaan terhadap kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

Menurut Anies, dalam debat Capres putaran dua yang digelar Minggu malam 15 Juni 2014, Prabowo Subianto memaparkan besaran kebocoran anggaran kekayaan negara dengan data yang kurang tepat.

"Aneka kebocoran anggaran yang dipaparkan (Prabowo Subianto) angkanya melencengnya jauh sekali. Itu menunjukan bahwa sense-nya gak ada," ujar Anies dalam diskusi di Executive Menteng, Jakarta, Selasa 17 Juni 2014.

Anies mengatakan Indonesia memiliki GDP (Gross Domestic Product) Rp 10.000 triliun dengan APBN Rp 1.800 triliun sehingga ketika ada yang menyebutkan angka kebocoran anggaran sebesar Rp 7.000 triliun maka itu menandakan tidak adanya kepekaan terhadap kondisi ekonomi saat ini.

"Angka 700 dan 7.000 itu berbeda. Jumlah nol satu saja itu berbeda maknanya, jadi hati-hati dalam membaca data," ujar Anies

Anies yang ketika itu adalah Rektor Universitas Paramadina mengimbau sebaiknya dalam mengutip sebuah data mesti dilakukan dengan teliti dan cermat, sehingga pemahaman yang didapatkan tepat.

"Agak mengganggu kutipan yang tidak tepat. Karena ini masalah yang mendasar menyangkut pengetahuan yang lengkap tentang ekonomi indonesia," ujar Anies.

Iklan Tak Luput dari Sindiran

Halaman
123

Berita Terkini