2. Rumah Anton yang tak terurus
Rumah terduga teroris Anton Ferdiantono yang terletak di Jalan Manukan Kulon Blok 19 H/19 RT 11 RW 5 kelurahan Manukan Kulon, kecamatan Tandes, Kota Surabaya kondisinya sangat memprihatinkan.
Karena rumah tersebut dibiarkan terbengkalai dan selama belasan tahun tak ditinggali.
Terdapat tumpukan batu dan genteng tanah liat di teras rumah. Atap rumah pun banyak yang runtuh serta rumput ilalang tumbuh liar di dalam rumah berpintu hitam itu.
Budi Santoso selaku Ketua RT 11 membenarkan bahwa Anton adalah warganya.
"Benar Anton warga sini, rumahnya itu di sebelah rumah saya Namun, rumah itu sudah lama tak ditinggali," ujarnya kepada TribunJatim, Senin (14/5/2018) sambil menunjuk ke kanan.
Awalnya Anton pindah rumah di RT 9 lalu RT 11 yang berada di depan gang, lalu tidak diketahui lagi keberadaannya.
"Anton sudah lama pindah kira-kira tahun 2006-2008. Ia juga tidak mengirimkan surat laporan kepindahan," ungkap Budi.
Baca: Muhammadiyah Putuskan Puasa Mulai Kamis 17 Mei 2018
3. Setelah menikah, semakin tertutup
Budi Santoso menceritakan, semasa hidupnya Anton memang dikenal dengan pribadi yang tertutup.
"Anton jarang bersosialisasi dengan tetangga. Ngobrol sama tetangga juga jarang," katanya.
Setelah menikah, Anton malah tidak pernah terlihat batang hidungnya. "Setelah menikah itu Anton sudah keluar dari rumah dan tak pernah kembali ke sini (Manukan Kulon)," terangnya.
Anton, kata Yuli, juga sangat fanatik, sebab waktu saya bertemu dengannya saat berkunjung di rumah orang tuanya Anton tak mau berjabat tangan.
"Waktu ketemu itu tidak mau salaman. Melihat saya juga hanya sebentar lalu berpaling,'' imbuhnya.
Kefanatikan Anton, menurut Yuli muncul setelah menikah dengan istrinya.
Baca: Jelang Bulan Puasa, Polisi di Bogor Melindas Ribuan Botol Miras