"Dia sendiri, kami kasih kamar untuk tamu," jelasnya.
Namun, saat memberikan kesaksian di muka sidang ekspresi Evi mendadak berubah.
Evi tampak tak kuasa menahan tangis lantaran teringat jika dirinya nyaris diperkosa oleh korban yang tak lain kakak iparnya yang sudah tewas terbunuh itu.
"Kejadian itu pagi, sekitar jam 9, suami saya pergi dengan anak-anak untuk beli jajan. kemudian jamal memanggil saya.
Saya datang dengan maksud mana tau dia memerlukan sesuatu, namun ketika saya sampai di depan pintu kamarnya, saya ditarik dan dibekapnya," katanya sambil menangis.
Evi mengatakan saat itu ia tidak berteriak, karena takut suami sang kakak menjadi korban amukan massa.
"Tidak yang mulia, saya tidak cerita selama 1 tahun kepada kakak saya," jelasnya sambil ditanya oleh hakim selanjutnya.
"Setelah kejadian itu, saya blokir nomornya, dan saya gak pernah lagi berkomunikasi dengannya," jelasnya.
Namun setelah satu tahun dari kejadian tersebut, Jamaluddin menghubungi Evi dengan menggunakan nomor lain dengan mengatakan bahwa dia sedang berada di Jakarta.
"Dia ada hubungi saya setelah setahun dengan nomor baru, dibilangnya dia ada di Jakarta, namun tak saya gubris karena saya sudah jijik," dikatakannya kepada Majelis hakim.
Dijelaskannya Jamaluddin menghubunginya tepat saat rumah tangganya sedang dilanda masalah.
"Saat itu dia menghubungi saya saat keluarga saya sedang ada masalah, saya gatau apa maksudnya namun tetap ga saya gubris," katanya.
Kemudian dikatakan hakim, bagaimana bila ketemu kalau saksi dengan korban. Ia menjawab hanya diam saja.
"Saya kalau jumpa dia, semisal dikampung, saya diam aja. Namun kalau dengan kak Hanum saya biasa saja," jelasnya.
Zuraida Berencana Nikahi Eksekutor