Karenanya, Martin Lukas Simanjuntak pun menduga bayi 1,5 tahun yang diurus keluarga Ferdy Sambo saat ini adalah anak adopsi.
"Kalau kita kaitkan hal tersebut, mungkin saja memang anak tersebut bukan anak kandung. Ini juga ada hubungannya, karena penyidik mengatakan (tidak menahan Putri Candrawathi karena) alasan kemanusiaan dan alasan anak kecil," ujar Martin Lukas Simanjuntak.
Berkaca pada dugaan itu, Martin Lukas Simanjuntak pun bertanya ke penyidik.
Apakah tidak ditahannya Putri Candrawathi adalah langkah yang tepat ?
Mengingat masih teka-teki apakah Putri Candrawathi yang mengurus dan memberikan ASI sendiri kepada bayinya tersebut atau tidak.
"Saya mau tanya, apakah ibu PC menjalankan program maternity terhadap anak tersebut, sehingga tidak harus ditahan. Kalau dia tidak melakukan laktasi (menyusui), tentunya tidak ada urgensinya dia tidak ditahan," pungkas Martin Lukas Simanjuntak.
Mengulik soal status anak adopsi Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi tersebut, Martin Lukas Simanjuntak mengurai hal menarik.
Menurut Martin Lukas Simanjuntak, jika bayi 1,5 tahun tersebut memang diurus sendiri oleh Putri Candrawathi, kenapa bayi itu tidak diajak ke Magelang ?
Baca juga: Ogah Tanggapi Soal Gugatan Deolipa, Ronny Talapessy Santai Disemprot Mantan Pengacara Bharada E
Hal itu juga yang jadi pertanyaan Roslin Simanjuntak, bibi Brigadir J.
"Ini ada korelasinya pra kejadian. Tanggal 2 sampai 7 (Juli di Magelang), setahu saya tidak ada anak itu," ujar Martin Lukas Simanjuntak.
"Eda Roslin tanya 'kenapa ke Magelang tidak diajak ?. Padahal itu adalah ulang tahun perkawinan'. Artinya anak itu tidak selalu berada dalam naungan atau asuhan PC. Saya melihatnya dari sisi practical, ada baby sitter, keluarga," pungkas Irma Hutabarat.
Karenanya, Martin Lukas Simanjuntak pun meminta agar penyidik berlaku adil dan jeli terhadap kasus pembunuhan Brigadir J.
Terlebih atas ulah Putri Candrawathi yang diduga memanfaatkan anak sebagai alasan agar tidak ditahan.
"Jangan ketika kita ada masalah, anak kita jadikan tameng. Padahal ketika senang-senang, anaknya enggak ada. Ini menciderai rasa kemanusiaan, manakala alasan kemanusiaan dan anak dijadikan alasan Komnas HAM dan Komnas Perempuan," ungkap Martin Lukas Simanjuntak.
Kapolri Bersuara