Hal tersebut membuktikan bahwa Rudyanto, Budyanto, Reni maupun Dian tidak sedang mengkali pemahaman sekte tertentu.
"Tidak ada yang aneh atau istimewa, (buku) bisa dibeli di luar umum, bukan menunjukan mereka mengkaji pemahaman sekte tertentu," katanya.
Memang, keluarga Kalideres dipastikan melakukan ritual tertentu dengan ditemukannya rajah atau mantra, kertas bertuliskan ayat Al Quran, serta sejumlah minuman.
Baca juga: Peran Penting Dian dalam Kematian Satu Keluarga Kalideres, Loloskan Ritual Budyanto?
Ia menduga, ritual itu untuk doa penyembuhan atas sakit yang diderita masing-masing keluarga.
Menurutnya, rata-rata wafak yang ditulis adalah ayat Al Quran.
"Wafak dan tulisan yang ada hampir semuanya bahasa Arab, hijaiah," katanya.
Bahkan ditemukan juga tulisan Surat Yusuf yang menurutnya kerap dipakai untuk meminta memperlancar jodoh.
Baca juga: Tunggu Tim Ahli Kedokteran Forensik, Polisi Segera Umumkan Motif Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres
"Mencari karisma, aura, memperlancar jodoh," katanya.
Selain itu ada pula ayat-ayat yang biasa dipakai untuk mencari kesejahteraan, kekuatan batin dalam mengarungi hidup.
Dari hasil temuan psikologi forensik, menurut Jamhari, Rudyanto lah yang memiliki kecenderungan klenik sejak mahasiswa.
Baca juga: 3 Persamaan Film House Of Secret dengan Kasus Kematian Kalideres, Peran Budyanto Sama dengan Lalit
Dengan begitu, Jamhari menyimpulkan keluarga Kalideres tidak menganut sekte tertentu.
Ia menduga mungkin keluarga Kalideres melakukan ritual untuk kesembuhan atau membantu masalah yang sedang dihadapi, seperti mencari jodoh.
"Kesimpulan saya, mereka bukan penganut sekte," kata Jamhari.(*)