Terutama bila berkukuh menyandingkan Calon Wali Kota Bogor Dedie Rachim dengan Rusli Prihatevy.
"Golkar dibanding PAN dalam Pileg 2024 punya kursi lebih banyak. Dukungan suara juga lebih banyak. Ini jadi dasar bargaining (nilai tawar)," kata Seran.
Namun jika memang berkaca dengan masalah tersebut berkaca pada Pilpres 2024 pun bukan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Kalau yg disoal seperti itu, berkaca dari Pilpres, mengapa bukan Arilangga Ketum Golkar yang dicalonkan dalam Pilpres 2024 tapi Prabowo dan Gibran. Sama halnya dengan Pilwalkot, calon jadi penentu, sementara partai jadi mesin penggeraknya," kata Seran.
Menurutnya figur Calon Wali Kota Bogor Dedie Rachim dan Rusli Prihatevy memiliki keunggulan komparatif yang bisa saling melengkapi.
"Paslon yang sudah pas. Soal kekuatan masing-masing partai PAN dan Golkar saling menguatkn untuk menggerakkan Pilwalkot," katanya.
Seran menilai Dedie Rachim memiliki keunggulan pengalaman setelah menjabat Wakil Wali Kota Bogor selama 5 tahun.
"Saran saya Rusli ambil F2 (Wakil Wali Kota Bogor) untuk kalkulasi jangka panjang," kata Seran.(*)