Info UMKM Bogor

Kisah Pengrajin Golok di Leuwisadeng Bogor, Puluhan Tahun Bertahan Menjaga Warisan Nenek Moyang

Penulis: Muamarrudin Irfani
Editor: Damanhuri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Proses pembuatan Golok Panjaungan di Kampung Pabuaran Tonggoh, Desa Kalong 1, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Selasa (13/8/2024).

Harga sebilah golok hasil produksinya cukup bervariatif, mulai dari Rp50 ribu hingga ratusan ribu rupiah tergantung ukuran dan jenis bahan yang digunakan untuk sarung dan gagangnya.

Walaupun produksinya dilakukan di sebuah gubuk kecil, Romli menjamin kekuatan goloknya mampu bertahan hingga bertahun-tahun.

Bahkan golok buatannya pun telah dipasarkan ke berbagai daerah baik di wilayah Jawa Barat, hingga daerah lain.

"Kalau saya mah engga dapet banyak, engga kayak orang asal-asalan bikinnya, kalau saya mah engga mau, takut kecewa kalau asal-asalan," ucapnya.

Di samping itu, Romli menerangkan bahwa nama Panjaungan yang menjadi identitas dari golok produksinya diambil dari cerita para orang tua terdahulu.

Pasalnya, kata dia, sejak dahulu kala di tempatnya telah menjadi sentra kerajinan golok karena banyaknya pengrajin pandai besi di wilayah tersebut.

"Asal muasalnya karuhun-karuhun dulunya buka-nya nyaung-nyaung (di saung-saung) terus jadi Panjaungan," ungkapnya.

Namun kini perlahan-lahan pengrajin pandai besi di lingkungan tempat tinggalnya berkurang seiring perkembangan zaman dan turunnya daya beli.

Jika dihitung, menurutnya penurunan tempat pandai besi yang terjadi di wilayahnya mencapai 50 persen.

"Itu kualitas tadinya, asal-asalan jadi bangkrut (konsumen) engga pesen lagi, makanya banyak yang bangkrut di sini, di sini tinggal bapak yang bikin," pungkasnya.

 

Berita Terkini