Ia pun memberitahu istrinya, Fitriani Nur.
Baca juga: Beda dengan Ayah Korban Guru Honorer, Pria Pria Ini Minta Guru Hukum Anaknya Jika Nakal di Sekolah
Fitri lantas mendesak D bercerita soal asal muasal luka di pahanya.
"Saya desak dia hanya nangis tidak bisa bicara, saya dudukan dia di atas meja di kamar," kata Fitriani Nur.
Di situlah D bercerita telah dipukul guru honorer Supriyani.
"'Mas sayang gak sama ibu ? sayang bu. Mas senang gak kalau lihat ibu sedih ? kalau sayang sama ibu coba ceritakan kenapa luka di paha mas ini kenapa. Sambil menangis dia sampaikan aku dipukul mamanya Alfa, bu Supri ? iya, kenapa kamu dipukul ? aku ndak selesai menulis. dipukul pakai apa ? pakai sapu," kata Fitriani menirukan percakapannya dengan sang anak.
Aipda Wibowo Hasyim pun sempat mengkonfirmasi ke beberapa orang.
"Dikonfirmasi ke temannya dia bertahan di satu nama," katanya.
Meski sudah beberapa kali mediasi namun Fitri dan Wibowo berkukuh membawa Supriyani ke meja hijau.
Selama proses hukum, kini D sudah tak bisa sekolah.
Baca juga: Perbincangan Siswa SD Korban Guru Honorer dengan Aipda Wibowo, Dipaksa Tutupi Kejadian di Sawah
"Kalau secara fisik sehat tapi mental cukup terganggu semenjak ada ramai-ramai, kenapa banyak orang, kenapa saya dibawa ke sana dibawa ke sini. Kenapa tidak sekolah," katanya.
Fitriani Nur sempat membohongi D bahwa saat ini sedang libur.
"Saya sempat sampaikan tanggal merah nak libur, dia buka HP, tidak merah di HP kenapa saya tidak sekolah," katanya.
Anak polisi korban guru Supriyani tak bisa sekolah karena dikeluarkan sesuai surat dari PGRI.
"Keputusan semenjak keluarnya surat keputusan PGRI Baito," katanya.
Dalam surat itu tertera pada point kedua bahwa siswa yang bermasalah dikembalikan lagi ke orang tua.