Info UMKM Bogor
Bertahan Puluhan Tahun, Pabrik Tahu Enak Bogor Tetap Pakai Metode Tradisional dan Bahan Alami
Di Bogor, Pabrik Tahu Enak telah bertahan puluhan tahun dengan metode tradisional dan bahan alami, menghasilkan tahu berkualitas yang tetap otentik.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT – Di tengah menjamurnya UMKM di Kota Bogor, sebuah pabrik tahu sederhana tetap teguh bertahan sejak awal 2000-an.
Pabrik tersebut adalah Tahu Enak, yang berlokasi di Jalan Cibalagung, Pasir Jaya RT.01/RW.05, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Dari luar, bangunannya tampak sederhana, namun di dalamnya tersimpan proses produksi yang menekankan kualitas.
Aristia, pemilik Pabrik Tahu Enak, awalnya membuka usaha dengan mengontrak pabrik tahu di lokasi lain.
Namun ketika pabrik itu kembali diambil alih oleh pemilik asli, Aris memutuskan untuk membangun pabrik tahu sendiri.
Bahan baku utama yang digunakan adalah kedelai, kunyit, dan garam.
Kunyit dipilih sebagai pewarna alami karena lebih disukai masyarakat dan tidak menimbulkan efek samping.
Saat ini, produksi mencapai sekitar dua kuintal, meski dulunya pernah lebih banyak.
“Kunyit itu lebih bagus karena alami, terus lebih disukai sama masyarakat, dan tidak ada efek sampingnya,” ujar Aris saat ditemui di lokasi produksi.
Di era modern, banyak pabrik beralih ke energi praktis, tetapi Aris tetap mempertahankan tungku kayu untuk proses pemanasan.
Menurutnya, metode tradisional ini adalah kunci keberlanjutan usaha.
“Kami tetap mempertahankan cara tradisional karena bahan bakunya masih tersedia. Kalau pakai bahan lain, belum tentu bisa. Tapi ini limbah kayu kering yang sudah ditampung,” jelas Aris.
Proses produksi tahu cukup panjang.
Biji kedelai direndam selama beberapa jam untuk melunakkan, kemudian diremas hingga sari-sarinya keluar.
Sari kedelai disaring untuk memisahkan ampas, lalu dipanaskan hingga mendidih sebelum dicetak menjadi tahu.
Baca juga: Intip Proses Pembuatan Mi di Pabrik Mie Lie, Warisan Kuliner Legendaris dari Kota Bogor Sejak 1937
Tahu yang sudah dicetak kemudian direndam dengan air biasa.
Untuk tahap perebusan, kunyit yang telah ditumbuk direbus hingga mendidih, lalu tahu direbus beberapa jam.
Tahu yang mengambang menandakan sudah mengeras dan siap ditiriskan.
Tahu Enak didistribusikan ke pasar-pasar seperti Pasar Bogor, Pasar Anyar, dan Pasar Merdeka, serta menjadi sumber penghasilan bagi sekitar sepuluh pedagang keliling.
Tahu dijual per papan dengan harga Rp24.000, yang bisa dipotong menjadi 50–70 potong tahu sesuai permintaan pedagang.
Harga eceran per 10 tahu biasanya Rp4.000–Rp6.000.
Selain mempekerjakan keluarga dan warga sekitar, Pabrik Tahu Enak juga membantu ibu-ibu yang awalnya tidak memiliki usaha untuk berdagang keliling dan memasok tahu ke warung-warung.
Aris mengakui tantangan terbesar saat ini adalah persaingan pasar yang ketat.
Ia harus kreatif mencari terobosan baru agar usaha tetap bertahan.
“Ya, persaingan di pasaran ini ketat. Kita harus pandai-pandai membuat terobosan baru, agar usaha tahu ini tetap bertahan,” ujar Aris.
Meski ingin memperbarui alat-alat produksi yang sudah tua, kendala jumlah produksi membuat rencana itu tertunda.
Aris memilih fokus menjalankan operasional saat ini dengan baik, tanpa membuka cabang baru atau memperluas distribusi besar-besaran.
“Saya bersyukur bisa membantu masyarakat yang menganggur di sini. Alhamdulillah mereka bisa membiayai anak dan keluarganya,” tutup Aris.
(Riga Fasya Dwi Jamaludin - Politeknik Negeri Jakarta)
| Dari Dapur Kos, Mamain Frozen Food Bogor Raup Omzet Rp150 Juta per Bulan Berbekal Modal Rp300 Ribu |
|
|---|
| Dari Cibulao sampai Sukawangi, Rumah Kopi Bogor Perkenalkan Kekayaan Cita Rasa Kopi Lokal |
|
|---|
| Dari Dapur Iseng Jadi Viral: Ini Kisah Dua Sahabat di Balik Donat Mochi Hits Mave Douchi Bogor |
|
|---|
| Sambal BOA Leuwiliang: Dari Dapur Kecil di Pelosok Bogor Jadi Rasa Pedas yang Mendunia |
|
|---|
| Keren! dari Tanaman Sorghum yang Hampir Punah, Bisa Jadi Bisnis Tambiyaku Menguntungkan di Bogor |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.