Info UMKM Bogor

Dari Dapur Kos, Mamain Frozen Food Bogor Raup Omzet Rp150 Juta per Bulan Berbekal Modal Rp300 Ribu

Dari modal Rp300 ribu dan produksi di kos-kosan, Mamain Frozen Food kini menjelma jadi bisnis rumahan dengan omzet Rp150 juta per bulan.

Editor: Tsaniyah Faidah
Riga Fasya Dwi Jamaludin/Politeknik Negeri Jakarta
UMKM BOGOR - Dari modal Rp300 ribu dan produksi di kos-kosan, Mamain Frozen Food kini menjelma jadi bisnis rumahan dengan omzet Rp150 juta per bulan. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT – Siapa sangka, dari dapur rumahan dengan hanya satu produk roti Maryam, kini UMKM Bogor Mamain Frozen Food tumbuh menjadi bisnis besar dengan omzet fantastis mencapai Rp150 juta per bulan.

Mamain Frozen Food merupakan industri rumah tangga yang memproduksi berbagai olahan ikan, ayam, telur, dan daging.

Usaha ini berlokasi di Bumi Menteng Asri, Jalan Medika IIIE Blok AP/8, Menteng, Bogor Barat, Kota Bogor.

Perjalanan usaha ini dimulai dari bisnis kecil bernama Mapan (Maju Mapan) yang berdiri pada 2015.

Kala itu, sang owner, Dina Hamdiniati, hanya memproduksi Roti Maryam 5758.

Namun, segalanya berubah pada masa pandemi 2019–2020.

UMKM BOGOR – Tampilan Roti Maryam yang sudah di bungkus dan di masukan ke dalam frezzer.
UMKM BOGOR – Tampilan Roti Maryam yang sudah di bungkus dan di masukan ke dalam frezzer. (Riga Fasya Dwi Jamaludin/Politeknik Negeri Jakarta)

Saat banyak usaha terpuruk, permintaan frozen food justru melonjak.

Melihat peluang tersebut, Dina melakukan rebranding menjadi Mamain Frozen Food, singkatan dari Maju Makan Indonesia.

“Saat COVID melanda, Alhamdulillah permintaan frozen food justru meningkat pesat. Dari situ, kami melihat peluang besar dan akhirnya fokus memproduksi lebih banyak produk,” ujar Dina.

Dina mengakui pandemi membawa berkah tersendiri.

“Frozen food salah satu jalur bisnis yang menjanjikan, apalagi waktu COVID kemarin benar-benar naik daun,” tambahnya.

Ide membuat roti maryam muncul karena modal awal yang terbatas.

Berbekal Rp300.000 yang diberikan suami, Dina mulai bereksperimen dengan resep dari internet dan memproduksi roti maryam dari kos-kosan tempat mereka tinggal.

Produk awalnya masih berupa makanan siap santap yang dijual di kantin tempat suaminya berjualan siomay.

“Karena modalnya minim, kami belanja hemat. Produksi pun hanya sekilo-sekilo untuk seminggu,” kenang Dina.

Baca juga: Berawal dari Tanah Liat, Imah Keramik Bogor Kini Jadi UMKM Kreatif yang Mendunia dari Kota Hujan

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved