Modus Baru Kawin Kontrak Bagi Wisatawan Asing di Puncak Bogor, Germo Pakai Wali dan Amil Palsu
modusnya kini bertambah dari awalnya melibatkan perempuan pekerja seks komersial (PSK), kini juga melibatkan perempuan desa yang dijebak
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kawin kontrak merupakan fenomena yang sempat heboh beberapa tahun lalu di kawasan Puncak Bogor dan Puncak Cianjur.
Meski kini fenomena ini berkurang dan menurun, tapi kawin kontrak ini diperkirakan masih ada.
Bahkan modusnya kini bertambah dari awalnya melibatkan perempuan pekerja seks komersial (PSK), kini juga melibatkan perempuan desa yang dijebak dengan iming-iming pekerjaan.
Rupanya, kawin kontrak ini memiliki cara pandang berbeda bagi hidung belangnya.
Hidung belangnya seperti hidung belang Warga Negara Asing (WNA) asal Timur Tengah hingga China yang menganggap ini pernikahan sah.
Meski pada faktanya ini merupakan sebuah bisnis prostitusi terselebung.
Seperti yang diungkapkan oleh warga Puncak, TM, dia menjabarkan bagaimana awalnya PSK terlibat kawin kontrak di kawasan Puncak.
Juga bedanya dengan hidung belang lokal Indonesia yang mencari PSK di Puncak.
"Orang lokal biasanya kalau butuh perempuan (PSK), dia sewa kamar atau vila, 'perempuan berapa ?', paling Rp 300 Ribu kalau sebentar, kalau satu malam Rp 1 Juta berapa gitu," katanya.
"Itu kan langsung ceweknya datang, dipakai," imbuh TM.
Namun berbeda jika halnya tamu hidung belang asal Timur Tengah.
Hidung belang Timur Tengah ini inginnya perempuan yang menemaninya di kamar ini sah bagi dirinya.
"Orang Arab mah gak bisa gitu (secara langsung). Minta cewek, udah cocok ceweknya, sebelum melakukan hubungan seks minta dinikahkan dulu," kata TM.
Hal itu memunculkan akal-akalan germo untuk memuluskan bisnis prostitusinya.
Hingga mendatangkan saksi dan wali nikah bodong.
"Ditanya, 'kamu punya bapak gak ?' ke ceweknya. 'Ada, tapi bapak saya sudah meninggal, tapi ini kakak saya', walinya kakaknya. Padahal bukan kakaknya," kata TM.
Sehingga setelah pernikahan bodong itu digelar, barulah prostitusi bisa dilakukan dengan tarif Rp 2,5 Juta hingga Rp 4 Juta tergantung kesepakatan.
"Jadi orang Arab itu melakukan hubungan seks itu harus sah dulu. Kata orang Arab mah sah, padahal enggak," ujarnya.
"Itu ada wali, bapaknya dianggap udah meninggal. Padahal walinya orang situ, pakai peci, pakai sorban. Amilnya juga bukan amil yang tercatat di desa. Doanya pakai bahasa Arab, pada pinter dah ngawininnya," imbuhnya.
Setelah pernikahan bodong itu, sang perempuan PSK akan menemani si tamu hidung belang ini selama beberapa waktu layaknya suami istri.
Seperti selama lima hari hingga belasan hari tergantung kemauan si hidung belang.
"Nah dia menganggap dia istrinya, dibawa kemana-mana, jalan, ini istri saya, gitu. Nah pas dia mau pulang ke Arab, diceraikan perempuan itu. 'Saya mau pulang ke Arab, kamu saya ceraikan.' Kan kalau nikah sirih mah satu kali kata-katanya diceraikan, udah beres," ungkapnya.
| Penyebab Sopir Ambulans Meninggal Sesaat Usai Antar Jenazah di Ciamis, Kepala Dusun Ungkap Fakta |
|
|---|
| Terjawab Soal Viral Pria Israel Ber-KTP Pasir Hayam Cianjur, KDM Temui Bupati: Ini Bagaimana ? |
|
|---|
| Memantau Populasi Burung Pemangsa di Kawasan Puncak Bogor, Jadi Indikator Mengukur Ekosistem Sehat |
|
|---|
| Fenomena Kawin Kontrak di Puncak Bogor Menurun, Wisatawan Banyak yang Bawa Istri dan Anak |
|
|---|
| Tarif Kawin Kontrak di Kawasan Puncak, Rupanya Begini Cara PSK Biar Dapat Duit Banyak |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.