Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Cerita Mak Ica Alumni Sekolah Rakyat di Bogor, Murid Berdesakan karena Bangkunya Terbatas

Kawasan perbelanjaan di kawasan Pasar Anyar di Jalan Dewi Sartika, Kota Bogor rupanya menyimpan sejarah bagi masyarakat Bogor.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Vivi Febrianti
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
SEKOLAH RAKYAT DI JOGJA: Suasana Jalan Dewi Sartika, Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor yang merupakan kawasan perbelanjaan dan pasar, Senin (10/11/2025). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kawasan perbelanjaan di kawasan Pasar Anyar di Jalan Dewi Sartika, Kota Bogor rupanya menyimpan sejarah bagi masyarakat Bogor.

Kawasan perbelanjaan di Jalan Dewi Sartika, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor ini rupanya dulu memiliki fasilitas administrasi pemerintahan dan pendidikan.

Namun kini, semua itu tinggal cerita karena bangunannya lamanya hampir tak tersisa dan sudah berubah.

Pantauan TribunnewsBogor.com, Senin (10/11/2025), kawasan Pasar Anyar dipadati pedagang kaki lima yang berjualan berbagai macam kebutuhan.

Berjejer pula bangunan-bangunan toko perbelanjaan modern.

Salah satunya adalah bangunan perbelanjaan Ramayana.

Kawasan itu dulunya rupanya punya fungsi yang lain.

Salah satu warga, Mak Ica (72), mengingat betul bahwa dulunya kawasan bangunan pusat perbelanjaan itu merupakan Sekolah Rakyat.

"Yang jadi Ramayana itu dulunya sekolahan, seberang sekolahan itu Pasar Anyar," kata Ica kepada TribunnewsBogor.com.

Mak Ica mengaku ketika kecil dirinya juga bersekolah di tempat tersebut.

Dia perkirakan momen itu dia dialami sekitar tahun 1955 - 1960-an.

"Ibu kan sekolah di sana, SR 11 namanya (Sekolah Rakyat 11)," kata Mak Ica.

Dia menceritakan bahwa siswa yang sekolah di SR 11 itu lumayan banyak.

Di satu kelas ada puluhan siswa, satu bangku digunakan sampai oleh empat siswa.

"Sekelas tuh penuh sama murid. Sebangku tuh sampai tiga orang, empat orang, berdesakan," katanya.

"Guru ngasih pelajaran, karena banyak siswanya sampai bergemuruh berisik," imbuhnya.

Selain ada Sekolah Rakyat 11, lanjut Mak Ica, di sekitarnya juga ada Kantor Kewadanan dan tempat yang bernama sektor diduga kantor polisi.

Kewadanan ini diketahui merupakan kantor wilayah administrasi zaman dulu, semacam kantor kecamatan di masa sekarang.

"Kantor Kewadanaan besar dulu mah," ujarnya.

Mak Ica juga ingat bahwa dulu di sekitar Kewadanaan itu banyak petugas yang dia sebut hansip.

Dia mengaku pernah melihat hansip ini mengamankan orang yang bikin resah di Pasar Anyar lalu dibawa ke sebuah kantor yang lokasinya dekat Kantor Kewadanan.

"Kalau ada apa-apa, maling, copet, ditangkep sama hansip, dibawa ke sana sama hansip, kantornya dekat Kewadanan, berdampingan," kata Mak Ica.

Suasana kawasan itu di masa lalu, bagi Mak Ica, lebih seru dibanding masa sekarang.

"Lebih enak zaman dulu, sekolah juga seru, lapangannya juga luas," kenang Mak Ica.

Diketahui, dulu sebelum pemerintahan di Bogor seperti sekarang, Kewedanan di Bogor terbagi ke beberapa wilayah.

Yaitu Kewedanan Buitenzorg, Kewedanan Cibinong, Kewedanan Parung, Kewedanan Jonggol, Kewedanan Leuwiliang, dan Kewedanan Jasinga.

Satuan administrasi wilayah ini berada di bawah tingkat kabupaten yang pimpinannya disebut Wedana.

Sistem administrasi ini diterapkan sejak kolonial Belanda hingga era Pemerintahan Indonesia sebelum akhirnya dihapus berdasarkan keputusan presiden nomor 22/1963 tentang penghapusan keresidenan dan kewedanan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved