Perlakuan Teman Sekelas ke Siswa SMPN 19 Tangsel Sebelum Tewas, Ditusuk Sedotan hingga Dihantam Besi
Siswa kelas I SMPN 19 Tangsel, MH, mengalami rangkaian perundungan sejak MPLS hingga kepalanya dihantam kursi besi sebelum akhirnya meninggal.
Penulis: tsaniyah faidah | Editor: Tsaniyah Faidah
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Muhammad Hisyam, siswa kelas I SMPN 19 Tangerang Selatan, meninggal dunia diduga usai dirundung oleh teman sekolahnya.
Korban sebelumnya sempat menjalani perawatan intensif selama sepekan sebelum akhirnya meninggal pada Minggu (16/11/2025) pagi di ruang ICU Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.
MH mengalami luka di bagian kepala dan kasusnya viral di media sosial.
Unggahan di akun Instagram @seputartangsel menampilkan keluhan kakak korban yang mengungkap bahwa MH menjadi korban perundungan di SMPN 19 Tangsel pada 20 Oktober 2025.
Dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa kepala korban dipukul menggunakan kursi sekolah berbahan besi.
Korban baru melaporkan kejadian itu kepada keluarga sehari setelah peristiwa berlangsung karena tidak kuat menahan sakit di bagian kepala.
Setelah kejadian, kondisi MH mulai memburuk.
Ia mengalami keluhan tidak bisa berjalan, seluruh tubuh lemas, penglihatan rabun, sering pingsan, serta kehilangan nafsu makan.
MH diduga mengalami intimidasi oleh teman sekelasnya sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Menurut ibunya, Y (38), tindakan yang diterima MH bukan hanya berupa ejekan, tetapi juga kekerasan fisik.
“Sering ditusukin sama sedotan tangannya. Kalau lagi belajar, ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya itu dipukul,” ujar Y.
Puncak kekerasan terjadi pada Senin (20/10/2025), ketika kepala MH dihantam menggunakan kursi besi oleh rekan sekelasnya.
Insiden itu berlangsung di ruang kelas saat jam istirahat.
Sehari setelah kejadian, yaitu pada 21 Oktober, MH mulai mengeluhkan sakit kepala dan tubuhnya kepada keluarga.
Awalnya, korban hanya mengeluh sakit kepala ringan.
Baca juga: Curhat Deni Sister Hong Lombok, Disabilitas Korban Bully, Bantah Shalat di Masjid Pakai Mukena
Namun setelah ditelusuri, keluarga mengetahui bahwa ia menjadi korban kekerasan di sekolah.
Kondisi MH terus menurun hingga akhirnya harus menjalani perawatan intensif.
Semula, ia dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Tangerang Selatan.
Namun karena tidak menunjukkan perbaikan, MH dirujuk ke Rumah Sakit Fatmawati pada Minggu (9/11/2025).
Pada Selasa (11/11/2025), ia masuk ruang ICU dan menjalani intubasi. Sejak saat itu, kondisi MH terus kritis.
Pada Minggu (16/11/2025), pendamping dari LBH korban, Alvian, menerima kabar duka sekitar pukul 06.00 WIB dari keluarga.
“Korban sudah tidak ada. Kalau jamnya kami kurang tahu, tapi kami dikabari pihak keluarga pas jam 06.00 WIB,” ujar Alvian.
Polres Metro Tangerang Selatan saat ini masih mendalami penyebab kematian MH.
Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam penyelidikan dugaan perundungan tersebut.
Hingga kini, empat saksi telah diperiksa, dan penyidik melibatkan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Tangsel.
Victor menjelaskan bahwa penyelidikan dilakukan untuk mencari dugaan tindak pidana dalam peristiwa ini, termasuk memastikan apakah sakit yang diderita MH berkaitan dengan tindakan kekerasan yang dialami.
“Kami akan melihat apakah memang ada terjadi tindak pidana di dalamnya termasuk apakah sakit yang diderita oleh korban berkaitan dengan dugaan adanya tindak pidana,” ujarnya.
Dugaan Tumor
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, mengungkapkan bahwa MH memiliki riwayat tumor yang baru diketahui setelah menjalani perawatan intensif.
“Jadi memang si anak ini sudah menderita tumor, memang baru ketahuan saja. Terpicu, kemarin dengan kejadian itu,” kata Benyamin.
Baca juga: Mahasiswi Unpak Bogor yang Jatuh dari Lantai 3 Korban Bully ? Rektor : Tidak Ada Tanda-tanda
Ia menambahkan bahwa tumor tersebut diduga sudah berkembang bertahun-tahun tanpa disadari.
Namun, Alvian menegaskan bahwa pihak keluarga tidak mengetahui adanya riwayat penyakit sebelumnya.
“Tidak ada riwayat sakit,” ucapnya.
Mengenai dugaan tumor, ia menyebut keluarga belum menerima penjelasan medis yang pasti.
Hingga kini, penyebab kematian MH masih menunggu keterangan resmi dari dokter, namun keluarga menyampaikan bahwa kondisi MH menurun setelah dugaan pemukulan di bagian belakang kepala.
“Belum tahu hasilnya. Pasca pemukulan di belakang kepala,” ujar Alvian.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t
SMPN 19 Tangsel
meninggal dunia
viral di media sosial
perundungan
AKBP Victor Inkiriwang
Benyamin Davnie
Tangerang Selatan
| Viral Pencurian di Bogor Bikin Geleng-geleng Kepala, Pelaku Cuma Pakai Celana Dalam saat Beraksi |
|
|---|
| Dua Sepeda Motor Honda Beat Adu Banteng di Gunungputri Bogor, 1 Tewas dan 2 Lainnya Luka-luka |
|
|---|
| Dari Dapur Iseng Jadi Viral: Ini Kisah Dua Sahabat di Balik Donat Mochi Hits Mave Douchi Bogor |
|
|---|
| Cerita Teman Sekelas Bantah Bully Pelaku Ledakan SMAN 72, FN Dulunya Ceria Tapi Berubah Sejak 2024 |
|
|---|
| Rencana Balas Dendam Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Dibongkar Teman, Terkuak Awal Mula FN Dibully |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bogor/foto/bank/originals/Perlakuan-yang-Diterima-Siswa-SMPN-19-Tangsel-Sebelum-Tewas.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.