Pengamat Sebut Ekspor Benih Lobster hanya Untung Jangka Pendek, Fahri Hamzah: Biarkan Rakyat Pesta
Menurut Fahri Hamzah, biarkan rakyat berpesta soal ekspor benih lobster ini, pejabat tinggi jangan mengganggu.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
"Apalagi saya baru kembali dari Lombok Timur 2-3 bulan yang lalu, bertemu langsung dengan para pembudidaya lobster di sana, mereka jauh lebih mengharapkan agar bisa melakukan usaha pembesaran di dalam negeri ketimbang kemudian melakukan penangkapan dan mengekspor secara langsung benih-benih lobster yang mereka miliki, karena secara jangka panjang justru akan sangat merugikan," tutuprnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah membenarkan bahwa dirinya mendapat lisensi ekspor benih lobster yang diberikan oleh KKP.
"Itu legal kan? Jadi salahnya di mana?," kata Fahri Hamzah.
Kemudian Fahri Hamzah menjelaskan bahwa di kampungnya di NTB, mayoritas rakyatnya itu tinggal di daerah pesisir.
"Dan kebetulan juga saya adalah keluarga nelayan, jadi saya tahu lah isu nelayan ini, bergaul dengan nelayan setiap hari, dan mendalami apa yang menjadi persoalan mereka," kata Fahri Hamzah.
• Edhy Prabowo Ungkap Alasan Cabut Larangan Pengambilan Benih Lobster, Fahri Hamzah: Setuju Pak
• Menteri KKP Edhy Prabowo Tunggu Restu Jokowi Buka Keran Ekspor Benih Lobster
Kemudian host pun menanyakan proses seleksi yang dilakukan KKP, salah satunya perusahaan minimal harus sudah tiga kali panen lobster.
"Berapa kali pernah panen lobster?," tanya host.
Namun tampaknya Fahri Hamzah enggan mengungkap hal itu.
"Jadi gini, saya ini hampir 20 tahun berkecimpung dalam public policy negara, ya. Dan saya tahu mana kebijakan yang salah dan mana kebijakan yang benar, jadi kalau mau sekedar untuk kepentingan-kepentingan pribadi, sebenarnya ini banyak yang lebih diuntungkan dari ini semua. Saya sudah punya tambak udang faname yang siklusnya lebih pendek dari lobster," ungkapnya.
Ia malah menyoroti kebijakan menteri KKP terdahulu yang melarang pengambilan benih lobster.
"Nelayan itu tiba-tiba dianggap ilegal dengan pekerjaannya itu, ditangkap dan dijemput di rumahnya dan dikriminalisasi tanpa dia mengerti karena hidup mereka menangkap lobster itu sudah bertahun-tahun, sesuatu yang halal dan legal," kata dia.
Tapi menurut Fahri Hamzah, tiba-tiba mereka menjadi korban.
"Karena ada pejabat di Jakarta yang saya tidak tahu dia punya interes apa dengan lobster ini, ya mungkin juga dia adalah pedagang lobster saya tidak tahu, tapi tiba-tiba menganggap pekerjaan nelayan itu sebagai yang ilegal lalu kemudian nelayan menjadi bulan-bulanan," bebernya.
Lalu dengan adanya kebijakan membuka keran eskpor benih lobster yang dilakukan Menteri KKP Edhy Prabowo, menurut Fahri Hamzah masyarakat berpesta.
"Jadi kemudian begitu Pak Edhy datang, lalu membebaskan nelayan untuk menangkap dengan segala macam persyaratan, memprioritaskan budidaya dan sebagainya, rakyat itu berpesta di bawah, senang karena pekerjaan mereka kemudian dihargai oleh negara, bahwa pekerjaan mereka itu akan didaftar secara legal kemudian menghasilkan pajak, mereka pun bisa membawa pendapatan ini untuk menghidupkan keluarga mereka yang kita tahu garis pantai Indonesia ini terbesar dan terpanjang di dunia ini hanya kalah dengan Kanada," tuturnya.
• Soal Ekspor Benih Lobster, Edhy Prabowo : Belum Ada Keputusan Final
• Edhy Prabowo Batalkan Rencana Eskpor Benih Lobster, Susi: Bersamaku Dulu Sampai Besar dan Mandiri