1 Tahun Covid-19 di Kota Bogor, Orang Nomor Satu Jadi Pasien Pertama
Pada tanggal 3 Maret 2020 Wakil Wali Kota Bogoe Dedie A Rachim mengecek kesiapan RSUd Kota Bogor sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Ardhi Sanjaya
"Jadi memang saelama satu tahun itu kita terus menerus upayakan Rumah Sakit Umum Daerah ini menampun masyarakat yang terdampak atau tertular Covid-19," katanya.
Tak hanya ketersediaan ruang isolasi, pihaknya juga terus meningkatkan berbagai fasilitas pendukung lainnya seperti ventilator, oksigen, alat pelindung diri dan berbagai fasilitas lainnya.
"Ini banyak sekali perpedaan tetapi memang karena covid itu kita akselerasi, penambahan barang, penambahan jumlah personel perawat kesehatan, ya penanganan kesehatan, tenaga kesehatan memang banyak hikmah yang bisa diambil," katanya.
- Muncul Pasien 01 Covid-19 di Kota Bogor.
TribunnewsBogor.com mencatat, pada 19 April 2020 Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dinyatakan positif Covid-19 dari hasil swab test PCR.
Bima dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani proses pemeriksaan lantaran ketika itu dirinya baru saja melakukan perjalanan dinas luar negeri.
Dari sana beberapa Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Bogor pun positif.
Tak lama setelah itu kemudian muncul informasi informasi baru mengenai penambahan pasien Covid-19 disejumlah pemukiman di Kota Bogor.
Saat itu sekolah tatap muka pun mulai dipertimbangkan untuk ditutup sementara atau ditiadakan dan diganti dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
- Kebijakan Untuk Menekan Penyebaran Covid-19
Pandemi Covid-19 membuat pemerintah pusat membuat kebijakan pembatasan.
Pembatasan dimulai dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga saat ini diterapkan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan bahwa berbagai kebijakan sudah dilakukan meski demikian kasus Covid-19 masih mengalami turun naik.
Sebulan terakhir di tahun 2021 ketika diberlakukan kebijakan Ganjil-genap kata Bima kasus Covid-19 menurun.
"Jadi ada beberapa faktor seperti yang saya bilang tadi ada beberapa faktor satu vaksin yang kedua kebijakan nasional dan lokal PPKM, ganjil enap dan lain lain," ujarnya.