1 Tahun Covid-19 di Kota Bogor, Orang Nomor Satu Jadi Pasien Pertama
Pada tanggal 3 Maret 2020 Wakil Wali Kota Bogoe Dedie A Rachim mengecek kesiapan RSUd Kota Bogor sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Ardhi Sanjaya
Bima menduga penurunan angka Covid-19 ini juga didorong karena semua unsur bergerak ditambah dengan adanya vaksinasi massal.
"Jadi saya optimis bahwa vaksin ini game changer betu-betul game changer karena kita amati dilapangan mulai terjadi penurunan mudah-mudahan ini berjalan terus," katanya, Senin (1/3/2021).
Dilokasi terpisah Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan bahwa segala langkah dan upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah selama penanaganan Covid-19 di Kota Bogor sudah dilakukan.
Mulai dari penanganan jaring pengaman sosial, pengadaan peralatan medis, peralatan pendukung lainnya dilakukan secara maksimal selama satu tahun ini.
Dedie melanjutkan bahwa ada kebijakan-kebijakan yang sangat cocok dengan upaya menurunkan tingkat penularan virus.
Diantaranya adalah kebijaka genap-ganjil dan itu diindikasikan berhasil menurunkan potensi kerumunan yang dihasilkan oleh pertemuan warga dari luar Kota Bogor menuju Kota Bogor.
"Secara keseluruhan baru kali ini ada grafik penurunan jumlah kasus harian dari puncak kemarin awal 19 Maret 2020 16 februari itu adalah puncak dan setelah itu baru terlihat ada grafik penurunan setelah diberlakukan genap ganjil," katanya.
- Tingkat Kepatuhan Masyarakat Dalam Upaya Ikut Memutus Pata Rantai Covid-19
Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan yang diterapkan pemerintah dan disiplin menerapkan protokol kesehatan juga naik turun.
Adakalanya masyarakat harus dipaksa untuk ikut memutus mata rantai Covid-19 dengan kebijakan pemerintah dan adakalanya masyarakat juga perlu diingatkan kembali tentang pentingnya protokol kesehatan.
Selama satu tahun ini kata Wakil Wali Kota Bogor tingkat kepedulian masyarakat untuk ikut mematuhi protokol kesehatan cukup tinggi.
Dari rilis yang dikeluarkan Jawa Barat kata Dedie Kota Bogor berada diangka 92 persen dalam kepatuhannya menggunakan masker.
"Itu tinggi sekali jadi bukan dianggap daerah yang tidak patuh ya tingkat kepatuhannya tinggi tetapi kan begini ada orang yang pakai masker medis ada yang pakai masker kain ada yang pakai maske n95 tentu itu diluar efektivitas jenis maskenya tapi kalau dilihat dari kepatuhan warga 92 persen,"katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor dr Sri Nowo Retno mengatakan bahwa selama penanganan Covid-19 Kota Bogor sejak tahun lalu, berbeda dengan saat ini.
Retno mengatakan Maret 2020, masyarakat lebih waspada dibanding masa sekarang.