Ramadhan 2021
TribunnewsBogor.com dan KitaBisa Berbagi ke Pesantren Kaum Dhuafa di Kaki Gunung Gede Pangrango
TribunnewsBogor.com dan KitaBisa.com yang menyalurkan donasi berupa bahan makanan kepada pondok-pondok pesantren terkategori dhuafa.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Soewidia Henaldi
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CARINGIN - Bulan Suci Ramadan tinggal menghitung jam.
Namun, semangat berbagi di bulan suci bagi umat muslim semakin menebalkan kebersamaan dan solidaritas bagi sesama.
Termasuk juga TribunnewsBogor.com dan KitaBisa.com yang menyalurkan donasi berupa bahan makanan kepada pondok-pondok pesantren terkategori dhuafa.
Pada Selasa (11/5/2021) petang, tepat saat Azan Magrib berkumandang, rombongan TribunnewsBogor.com dan KitaBisa.com sampai di kaki Gunung Pangrango.
Butuh waktu perjalanan 2 jam dari DKI Jakarta untuk sampai ke Pondok Pesantren Minhajul Karomah Padepokan Wali Songo di Kampung Citaman RT 1/1, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.
Jalanan di wilayah perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi yang mulai temaram hingga gelap, dilalui rombongan yang membawa berbagai bahan makanan pokok dan makanan ringan bagi para santri dhuafa serta yatim dan yatim piatu.
Memasuki kawasan Caringin, Kabupaten Bogor, jalanan makin menyempit.
Setiap berpapasan dengan mobil atau sepeda motor, harus bergantian menepi ke bahu jalan yang terkadang berupa jurang.
Bahkan, satu anggota rombongan sempat nyasar lantaran sinyal handphone yang tidak stabil sehingga penunjukkan lokasi atau Googlemaps terkendala.
Anggota rombongan yang lain juga ada yang hampir tersasar lantaran melintas di gelapnya areal perkebunan dan jalanan berupa tanah yang hanya pas seukuran mobil.
Baca juga: Aktifitas Santri Pesantren Daarur Rasul Cibinong Bogor di Tengah Pandemi Covid-19
Bersyukur, tepat saat Azan Magrib, sebagian rombongan sudah berhasil tiba di Pondok Pesantren yang sangat sederhana.
GM Content Tribunnews.com Yulis Sulistyawan yang memimpin rombongan, sempat kaget begitu diinformasikan pengurus Ponpes bahwa lokasi Ponpes ini berada di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi.
"Lumayan jauh dan dalam perjalanan kita. Alhamdulillah tiba dengan selamat tanpa kurang satu apapun," ujar Yulis.
Lokasi Ponpes Minhajul Karomah Padepokan Wali Songo berada di bawah kaki gunung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Dari data geografis yang dihimpun TribunnewsBogor.com, Desa Tangkil berada diketinggian 700 Meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Begitu tiba, rombongan TribunnewsBogor.com dan KitaBisa.com disambut bahagia oleh belasan santri dan para pengurus Ponpes.
Di temaramnya lampu salah satu ruangan yang dijadikan aula pertemuan, senyum para santri terus menghias bibir mereka.
"Alhamdulillah kita bisa silaturahmi ke sini, memang kita sejak awal memiliki tujuan untuk bersilaturahmi ke pondok pesantren yang memang benar benar membutuhkan bahan pokok makanan untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
Baca juga: Tak Hanya Ilmu Agama, Dua Pesantren di Kota Bogor Ini Berikan Materi Tambahan Bercocok Tanam
Yulis juga menyampaikan pihaknya sebagai perwakilan dari perusahaan Tribunnews dan Kitabisa.com berharap bantuan tersebut sedikit banyak bisa bermanfaat untuk para santri.
Hal senada dikatakan Manager Online TribunnewsBogor.com, Soewidia Henaldi.
Ia mengatakan, bisa sampai di lokasi Pondok Pesantren Minhajul Karomah Padepokan Wali Solo jadi tantangan tersendiri bagi rombongan Tribunnews.com dan KitaBisa.com.
"Semoga dilain waktu kita diberikan kesempatan lagi untuk bersilaturahmi ke pondok pesantren ini," ujarnya.
Sementara itu Pengurus Pondok Pesantren Minhajul Karomah Padepokan Wali Songo Ustadz Saepul Samsi atau yang akrab disapa AA Ipul mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas kepedulian Tribunnews.com dan Kitabisa.com.
"Alhamdulillah, terimakasih kepada keluarga besar Tribunnews.com, dan Kitabisa.com yang Alhamdulillah bisa datang dan silaturahmi, semoga segala hajat Allah kabulkan, selalu diberikan kesehatan, dan selalu diberi kebarokahan, mudah-mudahan dengan rezeki sari Allah wasillah titipan dari Tribunnews.com dan kitabisa.com sertabpara donasi, ini diberikan kebarokahan untuk kita semua," ujarnya.
Menurut Ustaz Saepul, semenjak pandemi Covid-19 melanda, ponpes yang berdiri di atas lahan seluas 2 hektare ini minim mendapat bantuan.
Ustaz Saepul yang sudah lima tahun mengabdikan diri mengajar sekaligus memimpin Ponpes tersebut, mengatakan bahwa para santri tidak dipungut biaya sepeser pun.

Para santri berasal dari anak-anak yatim dan yatim piatu dari kawasan Bogor dan sekitarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan makan, para pengurus dan santri selain belajar agama, juga bercocok tanam di lahan.
"Rezeki datangnya dari Allah. Kami percaya Allah akan memberikan rezeki untuk umatnya melalui cara apapun," ujar Ustaz Saepul.
Bahkan terkadang mereka hanya makan dengan sayuran yang dipetik dari hasil berkebun.
Saat ini terdapat sekitar 23 santri yang usianya berbeda-beda. Ada yang usia lima tahun, usia 10 tahun hingga ada yang baru masuk kuliah atau sekitar 18 tahun.
Mereka belajar agama, mengaji dan juga ilmu umum.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Assyifa, Berawal dari 4 Anak Kini Miliki Ratusan Santri
Aa Eko, salah satu pengajar mengatakan, ia datang ke Ponpes ini atas kesadaran pribadinya untuk mengajarkan ilmu elektronika dan agama yang dimilikinya.
"Jadi selain belajar agama, anak-anak yang tertarik dengan keahlian elektro dan listrik, belajar bareng. Kemarin baru berhasil menggulung kabel dinamo sehingga pompa air yang mati, bisa dipakai lagi," ujar Ustaz Eko.
Saat bantuan diserahkan, para santri tersenyum gembira.
"Alhamdulillah, di malam akhir Ramadhan, akhirnya doa kami terkabul. Selama Ramadan ini, kami belum pernah menerima sumbangan apapun. Ini doanya para santri dan kami semua. Sekali lagi, terimakasih Tribunnews.com dan KitaBisa.com," ujar Ustaz Saepul Samsi.
Kondisi Ponpes
Setelah donasi disalurkan, pengurus pondok pesantren kemudian mengajak TribunnewsBogor.com dan KitaBisa.com untuk berkeliling dan melihat setiap sudut pesantren.
Untuk tidur, para santri tinggal di Kobong atau rumah.
Salah satu kobong berupa rumah bambu yang semuanya berasal dari bambu kecuali atap.
Dindingnya berasal dari anyaman bambu, kemudian plafon juga anyaman bambu. Serta lantainya juga terbuat dari bambu-bambu.
Terdapat empat kamar di Kobong bambu. Setiap kamar bisa dihuni dua sampai empat santri.
Pemandangan menyedihkan terlihat dari setiap sudut kamar yang hanya beralaskan kasur tipis yang warnanya sudah memudar.
Kasur kecil dipakai bersama-sama untuk tidur.
Baju-baju bergelantungan di kamar seukuran 2,5 x 5 meter tersebut.
Pencahayaannya juga temaram. Praktis tak ada peralatan elektronik untuk hiburan di setiap kamar.
Baca juga: Dari Kontrakan hingga Punya Asrama Santri, Ini Cerita Pondok Pesantren Syababul Rahman di Bogor
Kobong satunya berada di bawah Mushola. Bentuknya sudah berupa kamar-kamar permanen. Namun isi kamarnya sama, yakni kasur tipis yang memudar warnanya dan baju-baju bergelantungan.
"Santri di sini masak sendiri, mencuci dan menyeterika sendiri semua," ujar Ustaz Saepul.
"Mereka makan seadanya. Selama pandemi Covid dan tidak ada bantuan, ya kami makan dari hasil kebun seadanya," lanjut Ustaz Saepul.
Selanjutnya Tribunnews.com pun kembali melanjutkan perjalanan malamnya untuk menyakurkan paket sembako.
Paket bantuan sembako juga dikirimkan kepada Pondok Pesantren Bintang Al-Quran di Jalan Taman Sari Persada No.3, RT.01/RW.03, Cibadak, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor.
Di Ponpes ini juga berisi anak-anak dhuafa dan sebagian besar yatim atau yatim piatu.
"Doa para santri kami terkabul, dan alhamdulillah kami mendapat bantuan dari Tribunnews.com dan KitaBisa.com," ujar Ambu Galuh yang menerima rombongan.(*)