Pengakuan Mahasiswi Nyambi Jadi Mucikari, Jual Gadis 17 Tahun Buat Layani Om-om, Untung Rp 400 Ribu
Nyambi jadi mucikari, seorang mahasiswi harus berurusan dengna polisi. Ia mengaku sudah melakukan aksinya sejak tahun 2020 lalu.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Damanhuri
"Awalnya anak-anak berusia 14 hingga 17 tahun ini diajak kerja oleh tersangka BY sebagai pemandu lagu di tempat karaoke," ujar Kapolres Blitar Kota AKBP Yudhi Hery Setiawan pada konferensi pers pemaparan hasil Operasi Pekat Semeru 2021, Rabu (7/4/2021).
Para pelajar itu ditawari telepon pintar baru yang bisa mereka bayar ke BY dengan cara mengangsur.
Namun, kebutuhan belajar secara daring bukan satu-satunya alasan mereka bersedia mengambil telepon pintar dari BY.
Dengan beban angsuran yang berat, lanjut dia, mereka mulai kesulitan membayar jika hanya mengandalkan penghasilan dari tempat karaoke.
"Sampai di sini, BY mulai menawarkan mereka untuk memberikan jasa layanan seks dengan iming-iming penghasilan yang lebih besar," ujar Yudhi.
BY menjajakan layanan prostitusi dari para siswi SMA itu kepada pelanggan melalui saluran WhatsApp dengan mengirimkan foto mereka.
Kasat Reskrim AKP Momon Suwito Pratomo mengatakan, pihaknya menyelidiki kasus prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur itu berawal dari laporan masyarakat.
Melalui serangkaian proses penyelidikan, polisi melakukan penggerebegan ke sebuah salon kecantikan dan indekos di kawasan Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
"Di salah satu kamar kos, kami mendapati perempuan yang ternyata masih berstatus sebagai pelajar SMA sedang memberikan layanan seks ke seorang pelanggan," ujar dia.
Dari pengembangan penyelidikan, lanjut Momon, pihaknya menangkap BY yang tidak lain adalah pengelola salon dan indekos yang juga berperan sebagai muncikari.
Kepada polisi, BY mengaku telah menjalankan bisnis prostitusi dengan melibatkan anak-anak pelajar SMA selama sekitar setahun.
Momon mengatakan, terdapat enam anak perempuan yang memberikan jasa layanan seks melalui BY sebagai muncikari.
"BY ini dapat banyak. Karena anak-anak ini sebagian juga ngekos di tempat BY, menggunakan jasa salon kecantikan di salon BY, dan mendapat bagian dari tarif layanan seks mereka," ujar Momon.
Menurut Momon, BY mengutip Rp 100.000 dari tarif Rp 300.000 hingga Rp 350.000 untuk sekali layanan dari jasa layanan seks para perempuan yang masih berstatus pelajar SMA itu.
Sementara itu seperti dikutip dari Surya.co.id, tempat yang dijadikan sebagai tempat kencan adalah kosan hingga hotel.
