Rebut Lapak Parkir Ratusan Juta, Ponakan Ajak Paman Mabuk sampai Tewas di Tangan Pembunuh Bayaran
Bukan dengan tangan sendiri, keponakan ini menyewa 2 orang pembunuh bayaran, yang berinisial ND (32) dan DA (23) asal Sumedang.
Penulis: Uyun | Editor: Soewidia Henaldi
Dipicu masalah uang, AH gelap mata sehingga nekat menghabisi nyawa pamannya sendiri, P.
Semula, tersangka AH bisa mengantongi setoran Rp 110 juta dari 18 preman parkir dalam kurun satu bulan.
Tapi, sejak korban P ikut menarik setoran, pendapatan AH berkurang 30 persen atau Rp 33 juta.
Hal tersebut yang melatarbelakangi pembunuhan terhadap P.
Baca juga: Pembunuhan di Cileungsi Dipicu Uang Parkir, Pelaku Tak Rela Pendapatan Berkurang Jadi Rp 77 juta
"Tersangka (AH) sakit hati kepada korban karena adanya pengurangan setoran parkir.
Parkir sudah dikelola tersangka 10 tahun ini, kemudian korban P ini masuk di 3 tahun lalu sehingga jatah tersangka berkurang dengan adanya korban tersebut," kata AKBP Harun.
"Pembagiannya tersangka jadi 70 persen, korban 30 persen. Terus lebih ke sini, korban lebih menguasai daerah situ," tambah Kapolsek Cileungsi Kompol Andri Alam Wijaya.
Disebutkan polisi, pembunuhan ini sudah direncakan oleh AH sejak setahun terakhir.
"Perencanaan pembunuhan ini sudah dilakukan 1 tahun sebelumnya," kata AKBP Harun.

Dalam perencaaan pembunuhan ini, tersangka AH mengajak tersangka ND dan DA kenalannya dari Sumedang sebagai eksekutor pembunuhan.
Sang pembunuh bayaran ini dijanjikan komisi masing-masing Rp 5 juta oleh AH.
Baca juga: Curhat Istri Polantas yang Kecelakaan di Tol, Tahu Suami Wafat dari HP yang Tertinggal
Kronologi pembunuhan
Satu minggu sebelum eksekusi, ketiga tersangka ini pun berkumpul merencanakan pembunuhan.
Saat itu, sang keponakan mengaku akan pura-pura mengajak korban minum minuman keras (miras) terlebih dahulu.
Setelah itu, barulah yang eksekusi pembunuhan adalah kedua pembunuh bayaran yang disewa AH.