Dicegat 2 Muridnya Setelah Solat Subuh, Nasib Pak Guru Berakhir Tragis Gara-gara Jalankan Amanah
Menunggu hingga solat subuh usai, HR dan AA segera bertindak setelah melihat penampakan Eko Hadi Prasetyo.
Penulis: khairunnisa | Editor: Damanhuri
Segera dibawa ke RSUD AW Syahranie, nyawa sang guru tak bisa lagi tertolong.
Kasus pengeroyokan guru Ponpes itu segera ditangani Polsek Sungai Kunjang.
Kanit Reskrim Polsek Sungai Kunjang, Ipda Bambang mengurai motif penyiksaan guru Ponpes itu.
"Sudah kami olah TPK (tempat kejadian perkara) dan kami sudah menahan dua santri itu. Ini masih penyelidikan, tapi motifnya soal itu sakit hati karena ponsel disita," terang Ipda Bambang dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Kamis (24/2/2022).
Baca juga: Alasan Kakek Tak Berhenti Saat Diteriaki Maling, Tetap Dikeroyok Walau Ada 2 Barang Ini di Mobil
Sosok Pak Guru, Tegas Tapi Baik
Tewasnya Eko Hadi Prasetya masih menyisakan rasa tak percaya di hati penghuni ponpes dan masyarakat setempat.
Pasalnya, menurut Haikal (17) salah seorang santri, korban merupakan pribadi yang baik.
Memang ungkapnya, dari semua guru, Ustadz yang akrab disapa Pak Amin tersebut merupakan guru paling tegas.

"Dulu tegas banget. Karena Pak Amin (korban) memang bagian kesiswaan. Tapi sekarang sudah enggak terlalu keras seperti dulu kok. Orangnya menurut kami baik banget malah," terang Haikal dilansir dari TribunKaltim.Co.
Begitupun Fathan (21), salah seorang alumni angakatan 14 Ponpes IT Madinah mengatakan bahwa korban memang keras.
Bahkan dulu, pada masanya menjadi santri, almarhum bernama lengkap Eko Hadi Prasetya tersebut tidak segan memberi hukuman fisik bagi siswa pembangkang.
"Tapi itu kalau santrinya sudah kelewat batas membangkang. Itupun mukulnya enggak pake dendam. Cuma efek jera saja," kenangnya.
"Tapi di luar itu, Pak Amin orang yang baik. Semoga amal baik beliau diterima di sisi Allah SWT," ucap Fathan mendoakan.