Imlek 2023

Mengenal Sejarah Cap Go Meh, Perayaan Akhir dalam Rangkaian Tahun Baru Imlek

Berikut merupakan sejarah Cap Go Meh yang selalu dirayakan di akhir rangkaian Tahun Baru Imlek. Terdapat arti penamaan dari Cap Go Meh.

Editor: Tsaniyah Faidah
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Berikut merupakan sejarah Cap Go Meh yang perlu diketahui. Cap Go Meh merupakan rangkaian akhir dari perayaan Tahun Baru Imlek yang dilaksanakan pada tanggal kelima belas penanggalan Tionghoa. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COMCap Go Meh merupakan akhir dari rangkaian perayaan Tahun Baru imlek.

Perayaan Cap Go Meh selalu ada dalam setiap setiap tahunnya. Namun, apakah Anda sudah mengetahui sejarahnya?

Perayaan Cap Go Meh dilakukan setiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa.

Pada perayaan Cap Go Meh, biasanya masyarakat Tionghoa akan melakukan sembahyang di depan pintu pada pukul 12 malam.

Hal tersebut dilakukan sebagai wujud ucapan terima kasih kepada Tuhan.

Pada saat Cap Go Meh juga, masyarakat Tionghoa akan mengadakan jamuan makan yang ditunjukan kepada para leluhur.

Selain itu, mereka juga melakukan ciswak atau upacara buang sial di klenteng.

Di China, perayaan Cap Go Meh dilakukan dengan berkumpulnya seluruh anggota keluarga dan mengadakan pesta besar.

Biasanya, jamuan yang dihadirkan dalam pesta besar akan diisi oleh makanan mewah dan mewakili 3 unsur, yaitu darat, laut, udara. Seperti babi sebagai unsur darat, ikan sebagai unsur laut, dan ayam sebagai unsur udara.

Penamaan Cap Go Meh

Cap Go Meh betasal dari bahasa Hokkien, yaitu “Chap Goh Meh” yang berarti malam kelima belas atau malam sesudah perayaan Tahun Baru Imlek.

Kata ‘Cap’ meliki arti sepuluh, kata ‘Go’ berarti 5, dan kata ‘Meh’ memiliki arti malam, yang mana jika kata ini disatukan menjadi malam kelima belas.

Cap Go Meh juga dikenal dengan sebutan Festival Musim semi atau Festival Lentera.

Dalam perayaan tersebut, orang-orang yang merayakannya akan keluar melihat bulan, makan malam bersama keluarga, dan menerbangkan lampion.

Istilah Cap Go Meh umumnya digunakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia dan Malaysia.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved