Pelajar SMA Tewas Dibacok
Siswanya Tewas di Jalan, SMK Bina Warga 1 Bogor Redam Emosi Lewat Belajar di Rumah 2 Pekan
AS (16), pelajar SMK Bina Warga 1 Kota Bogor tewas dibacok di lampu merah Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Jumat (10/3/2023) lalu.
Penulis: yudistirawanne | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - AS (16), pelajar SMK Bina Warga 1 Kota Bogor tewas dibacok di lampu merah Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Jumat (10/3/2023) lalu.
Pada saat itu AS dikabarkan hendak pulang ke rumah usai mengikuti Penilaian Tengah Semester (PTS) susulan di sekolahnya.
Namun diperjalanan pulang, nasib berkata lain.
AS tewas disaber senjata tajam.
Dalam video viral yang beredar, tampak korban bersama 4 temannya sedang berdiri di median jalan atau separator, di bawah traffic light (lampu merah) Simpang Pomad.
Korban dan temannya itu hendak menyeberang dan menunggu lampu merah menyala hingga kendaraan berhenti.
Di saat bersamaan, datang pemotor berbonceng tiga dari arah Cibinong menuju Kedunghalang, Kota Bogor.
Satu pelaku yang duduk di tengah jok, mengayunkan senjata tajam sejenis pedang hingga mengenai korban.
Aksi sadis itu dilakukan pelaku ketika motor yang ditumpanginya sedang melaju.
Korban dan teman-temannya diduga tidak mengetahui kedatangan para pelaku.
Sebab, posisi korban dan teman-temannya membelakangi jalur yang dilalui pelaku.
Baca juga: Buntut Pelajar Tewas, Komisi IV DPRD Kota Bogor Minta Pengawasan SMA dan SMK Dikembalikan ke Pemda
Belajar dari rumah
Pasca peristiwa memilukan yang terjadi, pihak sekolah SMK Bina Warga 1 Kota Bogor mengambil langkah cepat.
Pihak sekolah memberikan kebijakan muridnya untuk belajar dari rumah selama dua pekan.
Bukan tanpa sebab, pihak sekolah tak ingin ada aksi balasan.
"Kita tidak membatasi. Karena itu sudah terjadwal. Untuk dua minggu ini kita berikan kebijakan. Yang datang Alhamdulillah dan yang mau datang tolong dari rumah pakai baju bebas aja dulu," kata Kepala SMK Bina Warga 1 Kota Bogor kepada TribunnewsBogor.com, Senin (13/3/2023).
Surisman menjelaskan, langkah itu dilakukan karena pihaknya melihat masih banyak orang tua yang khawatir pasca kejadian tersebut.
Sehingga, sambung Surisman, kebijakan ini tepat dilakukan.
"Karena peristiwa tersebut masih banyak yang khawatir ya. Jadi banyak siswa juga yang diantar oleh orang tuanya. Sehingga kehadiran hari ini tidak maksimal kelas 10 dan kelas 11 nya," jelas Surisman.
Baca juga: Menguak Motif Pembacokan Pelajar SMK di Simpang Pomad, Pelaku Disembunyikan Sosok Misterius
Untuk memaksimalkan pembelajaran, bagi murid yang tidak hadir, pembelajaran jarak jauh terpaksa dilakukan.
"Kalau yang tidak datang mereka via Zoom atau online," ungkap Surisman.
Sedangkan, untuk kelas 12, saat ini, kata Surisman, memang sedang melaksanakan uji kompetensi (Ujikom).
Alhasil, untuk kelas 12, mereka tetap hadir kesekolah untuk melaksanakan Ujikom.
"Belajar normal seperti biasa. Kebetulan kelas 12 lagi Uji Kompetensi dan alhamdulillah juga Ujikom ini juga kan perjuruaan itu kan tidak ada semua. Seumpama hari yang ujian cuma 8 jurusan ya yang datang cuma jurusan itu saja. Kalau ada yang 4, ya 4 saja yang datang," jelasnya.
Terkait alasan dilakukannya kebijakan ini selama dua minggu, Surisman berdalih bahwa emosi dari peserta didiknya masih labil.
Jika tidak dilakukan hal seperti ini, kata Surisman, ditakutkan ada aksi balasan yang dilakukan oleh para muridnya.
Belum lagi, para alumni SMK Bina Warga ini, sudah ikut memonitor peristiwa yang menimpa adik tingkatnya ini.
"Ini kan usia usia anak emosinya sedang tinggi. Itu yang kita hawatir kan, Kita hawatir maka kita juga tidak mau mengasih tahu anaknya sudah ditangkap atau belum sedang diupayakan semua proses di ranah hukum. Karena kalau emosi yang kita hawatir kan itu yang sulit mengendalikan," jelasnya.
Meski begitu, Surisman terus mengupdate informasi terbaru pasca kejadian ini.
Kata Surisman, pasca beberapa hari kejadian ini, respon yang diberikan oleh para murid, serta orang tua, masih terbilang kondusif.
"Tapi kita tetap mengkondisikan informasi sesuai dengan yang ada melalui wali kelas grup. Kita tetap sampaikan kondisi kondusif, aman, nyaman. Setiap hari akan kita update," tandasnya.
Baca juga: 2 Update Terkini Kasus Pembacokan Pelajar di Bogor, Keinginan Terakhir Korban Bakal Segera Terwujud
Minta dihentikan
Sementara itu, ayah angkat korban pelajar yang tewas di Simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Rujai meminta agar kasus kekerasan di dunia pendidikan dihentikan.
Untuk itu Rujai meminta kepada polisi agar pelaku pembacokan terhadap anaknya mendapatkan hukuman berat.
"Kalau saya pribadi mintanya diusut tuntas, dihukum seberat-beratnya. Walaupun istilahnya ada UU anak dibawah umur (tapi tetap dihukum seberat-beratnya)," jelas Rujai.
"Biar kedepannya tidak terjadi lagi kasus serupa. Terus biar ada efek jera juga buat anak-anak," tambahnya.
Tak ada dendam
Selain itu, Rujai menegaskan tidak menaruh dendam meski nyawa anaknya hilang dengan cara tragis.
Dirinya pun meminta, agar tidak terjadi aksi balasan baik sekolah maupun lingkungan.
"Disampaikan jangan dendam. Saya dan pak RT juga bicarakan tidak ada pihak dendam. Jangan sampai terjadi penyerangan ke yang lain. Itu sudah diredam sama RT dan warga sini," tambahnya.
Dirinya pun menegaskan, pihak keluarha sudah menyerahkan semuanya kepada polisi untuk mengusut tuntas.
"Kita sudah menyerahkan semuanya ke polisi. Yang penting diusut tuntas dan dihukum seberat-beratnya," tandasnya.
Pelaku ditangkap
Usai pengejaran selama puluhan jam, polisi akhirnya dapat menangkap dua orang terduga pelaku yang membuat AS tewas.
Keduanya ditangkap di luar Kota Bogor.
Saat ini, Polresta Bogor Kota pun terus melakukan pengembangan dengan mencari satu orang lagi yang diduga terlibat sesuai kamera CCTV.
Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso pun membeberkan detik-detik penangkapan.
"Mereka tertangkap dini hari tadi. Kita tangkap di luar Kota Bogor," kata Bismo.
Baca juga: Dua Terduga Pelaku Pembacokan Pelajar di Kota Bogor Ditangkap, Polisi Masih Rahasiakan Identitasnya
Bismo menyebutkan, dua orang ini sebelum ditangkap ternyata disembunyikan terlebih dahulu oleh seseorang.
"Jadi 3 orang ditangkap. Dua orang pelaku yang terlibat pada kejadian itu dan satu orang yang menyembunyikan dari dua tersangka ini," jelas Bismo.
Di sisi lain, Bismo mengimbau kepada keluarga, warga dan rekan-rekan korban di sekolahnya untuk tidak melakukan aksi balas dendam.
Bismo meminta, agar kasus ini diserahkan kepada kepolisian untuk proses hukumnya.
"Jangan ada aksi balasan dan sebagainya dan juga kita sampaikan juga pelaku sudah tertangkap dan biarkan proses penegakan hukum berjalan secara profesional," tandasnya.(*)
(TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)
Jadi Obat Pelipur Lara, Pemkab Bogor Serahkan Kunci Rumah Baru untuk Orangtua Arya Saputra |
![]() |
---|
Berkas Lengkap, Satu Orang Tersangka Tewasnya Arya Saputra Pelajar SMK Kota Bogor Susul Dua Rekannya |
![]() |
---|
Isak Tangis Keluarga di 100 Hari Wafatnya Arya Saputra, Ternyata Bertepatan dengan Ultah Almarhum |
![]() |
---|
Keluarga Arya Saputra Datangi Simpang Pomad Bogor, Musisi Jalanan Ikut Doa Bersama |
![]() |
---|
100 Hari Meninggalnya Arya Saputra, Keluarga Lakukan Doa Bersama dan Tabur Bunga di Simpang Pomad |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.