Pelajar SMA Tewas Dibacok

KPAID Kota Bogor Beri Respon Soal Tewasnya Pelajar di Simpang Pomad, Peran Keluarga Dinilai Lemah

Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bogor menyorot peran keluarga pelaku dalam tragedi yang tewaskan pelajar SMK Bina Warga 1.

Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika
Ketua KPAID Kota Bogor, Dudih Syiarudin 

Sehingga, orang tua bisa mengawasi apa yang dilakukan anaknya.

"Itu yang pertama dan utama. Jangan sampai keluarga bilang itu kan urusan anak muda. Bisa repot kalau seperti itu. Sehingga anak tidak terkontrol," tegasnya.

Selain peran orangtua, sambung Dudih, peran sekolah pelaku seharusnya bisa melakukan pengawasan yang intensif.

Walapun saat ini, sekolah baru melakukan pembiasaan pembelajaran tatap muka setelah pandemi melanda.

"Sementara itu, pembiasaan pembelajaran di sekolah juga kan ini baru bisa dilaksanakan setelah pandemi. Memang medsos yang dilihat murid saat pandemi masih melekat," tegasnya.

Baca juga: Mengenal Simpang Pomad, Jadi Lokasi Tragedi Berdarah Pembacokan Pelajar SMK di Bogor

Sementara itu, seperti diketahui, sang eskekutor utama berinisial ASR alias Tukul, masih buron.

Sejauh ini, Polresta Bogor Kota, masih terus melakukan pengejaran terhadap eksekutor utama usai dua pelaku berhasil ditangkap.

"Doakan saja, semaku pelaku ini cepat tertangkap. Saat ini tim sedang melakukan pengejaran," kata Plh Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Eka Chandra Mulyana.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved