Polisi Tewas di Bogor

Pelaku Penembakan Bripda Ignatius Dwi Frisco Bakal Dikenai Hukum Adat Pati Nyawa, Ini Penjelasannya

Hukum Adat Pati Nyawa merupakan salah satu jalan untuk mencapai kedamaian pada dua belah pihak yang berkonflik atas kasus hilangnya nyawa.

Editor: khairunnisa
Kolase
Bripda Ignatius Dwi Frisco rupanya sempat membalas pesan Instagram yang dikirim oleh teman wanitanya sesaat sebelum dikabarkan meninggal dunia. 

Ketiga senior Bripda Iganatius di Densus 88 tersebut, kata Pandi, diduga dalam keadaan mabuk.

"Yang jelas pada saat kejadian itu, mereka tiga ini dalam kondisi mabuk," ujar Pandi.

Pandi mengatakan, tiga senior Bripda Ignatius di Densus 88 tersebut diduga menawarkan putranya untuk ikut dalam bisnis senjata api (senpi).

Namun, Pandi mengatakan, anaknya diduga baru ditawari dan tidak terlibat dalam bisnis ilegal itu.

Bripda Ignatius, kata Pandi, menolak ajakan seniornya tersebut.

Ayah Bripda Ignatius, Y Pandi membeberkan soal kronologi yang diungkapkan oleh tim penyidik Mabes Polri Densus 88 Antiteror kepadanya saat di Jakarta, menurutnya anaknya cekcok hingga tewas di Rusun Polri Cikeas Bogor karena masalah bisnis senjata api dengan tiga orang seniornya
Ayah Bripda Ignatius, Y Pandi membeberkan soal kronologi yang diungkapkan oleh tim penyidik Mabes Polri Densus 88 Antiteror kepadanya saat di Jakarta, menurutnya anaknya cekcok hingga tewas di Rusun Polri Cikeas Bogor karena masalah bisnis senjata api dengan tiga orang seniornya (Istimewa/tangkapan layar)

Bermula dari tawaran yang ditolak tersebut, diduga terjadilah cekcok yang mengakibatk

"Ada semacam bisnis senpi dengan seniornya ini, tapi anak saya barangkali ini ditawari, karena anak saya tau barang itu ilegal."

"Sehingga apa yang terjadi di situ jadi cekcok hingga anak saya jadi korban," ujarnya.

Pandi menjelaskan, akibat ledakan senjata api tersebut, leher anaknya tertembak peluru.

Peluru tersebut lalu menembus ke telinga Bripda Ignatius.

"Tidak lama kemudian si pelaku mengambil senpi di tasnya dan meledak lalu mengenai leher anak saya lalu tembus ke telinga, lalu tembus ke dinding lagi," kata Pandi.

Pandi mengaku, mengetahui kabar soal bisnis senpi berdasarkan keterangan Penyidik Densus 88 saat di Jakarta, karena selama ini anaknya tidak pernah bercerita mengenai hal tersebut.

Penyidik Bantah Ada Pertengkaran

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, menyatakan tewasnya Bripda Ignatius karena adanya kelalaian dari anggota Polri lainnya.

Namun, tidak disampaikan secara detail bagaimana kronologi tewasnya Bripda Ignatius.

Keterangan serupa disampaikan Juru bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved