Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Sisi Lain Bogor

Sejarah Pabrik Teh di Gunung Mas Puncak Bogor, Dibangun Zaman Belanda, Berusia Lebih Dari Satu Abad

pabrik teh di Gunung Mas terdiri dari dua ruangan dengan pondasi berbeda. Bangunan yang pertama berukuran besar dan yang kedua ukurannya 3 kali lipat

Penulis: Wahyu Topami | Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami
Pabrik Teh Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, (23/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Pabrik teh yang berada di dalam kawasan Agrowisata Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor adalah salah satu bukti bahwa Belanda pernah menduduki kawasan Puncak Bogor.

Menurut pensiunan Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII), Sapturi (67) mengatakan, pabrik teh di Gunung Mas usianya sudah lebih dari 1 abad.

"Pabrik teh milik PTPN VIII Gunung Mas beridir 1910," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Rabu (23/8/2023).

Ia menceritakan, pabrik teh di Gunung Mas terdiri dari dua ruangan dengan pondasi berbeda. Bangunan yang pertama berukuran besar dan yang kedua ukurannya 3 kali lipat lebih kecil dari bangunan utama.

Selain berbeda dari ukurannya, bangunan kedua ini pondasinya masih sama saat pertama kali Belanda membangun.

Baca juga: Tea Cafe Gunung Mas Bogor, Konsep Klasiknya Memesona, Menteri Hingga Presiden RI Sampai Tertarik

"Jadi 1910 Belanda bikin pabrik ini dengan ukuran besar, hanya saja sudah 3 kali alami renovasi termasuk pondasinya, cuman yang dibelakang (kacil) pondasinya masih dari awal berdiri masih menggunakan kayu," paparnya.

Lebih lanjut Sapturi menerangkan, beberapa pondasi buatan Belanda yang masih terlihat di pabrik teh tersebut ialah lantai kayu, pondasi kayu hingga atap yang masih terbuat dari seng.

"Dari bangunan ini yang jelas kayu sama seng ya, karena sekarang mah sudah almunium ya. Ini mah masih seng dan sudah berkarat. Yang gede sudah pernah renovasi. Yang kecil ini dari 1910 belum pernah renovasi, kayu, seng itukan kelihatan dari baut-bautnya itu. Ini lantainya juga kayu dari awalnya memang begitu, cuman kita tambahkan karpet tapi tetep kokoh," ungkapnya.

Meskipun masih menggunakan pondasi sejak 1910, pabrik teh di Gunung Mas itu belum pernah alami kerukunan secara fatal, hanya ada kerusakan kecil akibat termakan usia.
 
"Ini kokoh banget, belum pernah alami kerusakan, paling begini doang rusak karena umur," kata Sapturi.

Seiring berjalannya waktu, pabrik teh tersebut saat ini sudah tidak digunakan untuk produksi lagi, hanya dipakai menyimpan barang-barang saja.

"Iya sudah tidak digunakan lagi hanya digunakan untuk menyimpan barang-barang saja," ujarnya.

Pabrik Teh Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, (23/8/2023).
Pabrik Teh Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, (23/8/2023). (TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami)

Alasannya, karena hasil panen dari pemetik teh di perkebunan gunung mas sudah menurun.

Sebab apabila pabrik tersebut dioperasikan hasilnya dikhawatirkan malah tidak sesuai ekspektasi.

Untuk itu hasil panen teh di Puncak Bogor itu diolah oleh pabrik teh di kota lain, salah satunya Cianjur.

"Alasannya inikan pabrik ukurannya gede, jadi harus memproses paling sedikit pucuk basah itu harus 20 ton perhari, jadi karena lahan tehnya sudah menyusut, jadi hasilnya panennya pun sama sedikit, jadi misal kurang dari 20 ton dipaksakan diolah di sini jadinya rugi, makanya ditutup dan dialihkan ke pabrik yang seinduk misalnya Cianjur," jelasnya.

Meskipun sudah tidak aktif lagi sebagai tempat pengolahan teh, nilai sejarah pabrik teh di Gunung Mas tidak akan pernah luntur dan termakan zaman.

Sebab biar bagaimanapun menurut Sapturi, dengan pernah beroperasinya pabrik teh di Gunung Mas itu ratusan orang bisa hidup hingga saat ini dan ia juga mengatakan tidak menuruti kemungkinan kedepannya pabrik teh tersebut akan dibuka kembali.

"Off itu dari tahun 2011, tapi setidaknya walaupun off pernah ada cerita tentang hidup ratusan karyawan Gunung Mas, tapi kemungkinan kedepannya akan dibuka kembali untuk pembuatan teh hijau," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved