Sisi Lain Bogor

Menelisik Kehidupan Warga di Ujung Kabupaten Bogor, Sulit Angkot Hingga Warga Nekat Naik Bak Terbuka

Wilayah Kecamatan Sukamakmur menjadi daerah yang cukup jauh dari pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor.

|
Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Simpang Pasar Sukamakmur, Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Selasa (20/8/2024) 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, SUKAMAKMUR - Wilayah Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor menjadi daerah yang cukup jauh dari pusat pemerintahan.

Wilayahnya berada di pegunungan Jalur Puncak 2 yang langsung berbatasan dengan Cianjur.

Kawasan yang jarang terjamah oleh para pejabat Pemkab Bogor ini jauh dari kata makmur seperti nama daerahnya.

Bahkan, hingga saat ini warga di ujung Kabupaten Bogor itu masih sulit untuk sekedar mendapatkan fasilitas angkutan umum seperti angkot untuk melakukan berbagai aktivitas ke sekolah maupun belanja ke pasar.

Salah satu warga Sukamakmur, Ahmad Sukirman mengungkapkan bahwa sarana transportasi umum seperti angkot sebenarnya sudah masuk ke wilayah tempat tinggalnya sekitar tahun 2013.

Namun, perlahan-lahan jumlah unit angkot yang mengangkut penumpang dengan jurusan trayek Citeureup-Sukamakmur maupun Jonggol-Sukamakmur jumlahnya semakin berkurang.

"Justru saya juga aneh kok dulu mah rame di sini terminal dari Citeureup, Jonggol ke sini kok sekarang malah engga ada angkotnya, bukan berkurang lagi kalau menurut saya mah malah engga ada, tinggal dua mah anggap aja engga ada," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (20/8/2024).

Pria yang karib disapa Komet itu menuturkan, jauh sebelum layanan transportasi umum masuk ke daerah tempat tinggalnya, mayarakat di wilayah tersebut harus berjalan kaki ataupun menumpang kendaraan angkutan barang seperti mobil pick up jika ingin berpergian.

Bahkan, pria yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Desa Sukamakmur itu mengaku sempat mengalami masa-masa tersebut.

Ia mengatakan harus berjalan kaki berkilo-kilometer dari rumahnya untuk bersekolah di wilayah Kota Bogor karena di daerahnya tidak ada angkutan umum.

Adapun alasannya memilih mengenyam pendidikan di wilayah Kota Bogor karena di sekitar tempat tinggalnya tidak ada satuan pendidikan tingkat sekolah menengah pertama sederajat dan juga sekolah menengah atas pada saat itu.

Simpang Pasar Sukamakmur, Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Selasa (20/8/2024).
Simpang Pasar Sukamakmur, Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Selasa (20/8/2024). (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

"Waktu itu saya karena tidak ada kendaraan dari Sukamakmur itu berangkat kalau mau ke Bogor itu harus jalan kaki dulu ke Pasar Tajur (Citeureup), berangkat dari sini itu jam 1 (dini hari) bareng dengan para pedagang, tukang beras, tukang sayuran, tukang sayuran, tukang hewan jalan kaki nih sampai ketemu mobil, sampai Tajur itu subuh," ungkapnya.

Menurutnya yang menjadi salah satu faktor menghilangnya angkot di wilayahnya dikarenakan akses jalan di ruas tersebut masih banyak yang rusak parah.

Bahkan, kata dia, warga yang tak memilki sepeda motor nekat naik mobil bak terbuka untuk pergi belanja ke pasar.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved