TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Bayangkan jika sampah plastik di rumah Anda bisa diubah menjadi bahan bakar minyak (BBM).
Anda tidak lagi turut mengotori Bumi, sekaligus bisa mengurangi atau bahkan mencoret anggaran belanja elpiji setiap bulan.
Semua itu dapat diwujudkan melalui reaktor pirolisis, alat yang sedang dikembangkan oleh Pandji Prawisudha, seorang pakar konversi energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Saat ditemui di Laboratorium Thermodinamika ITB, Pandji memperlihatkan reaktor yang masih berupa purwarupa.
Secara kasat mata, reaktor itu tampak sederhana.
Reaktor pirolisis terdiri dari tabung berukuran dua liter, kondensor, pompa air akuarium, thermocouple, dan sebuah wadah plastik.
Semuanya itu tersambung dengan pipa, tempat mengalirnya gas hasil pemanasan hingga berubah menjadi minyak.
Kinerja peranti tersebut mengandalkan mekanisme pirolisis, yakni proses memanaskan plastik tanpa oksigen dalam temperatur tertentu.
Plastik akan mencair dan berubah menjadi gas yang kemudian mengalir melalui pipa melewati kondensor.
Di dalam kondensor, gas akan didinginkan sehingga berubah menjadi minyak atau disebut juga asap cair.
Minyak itulah yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk kompor, juga lampu minyak.
Baca: Curhat Jam 3 Pagi, Nagita Slavina Ceritakan Pengalaman Ketindihan Hingga Kejadian Tak Enak
"Kalau lihat sejarahnya, plastik asalnya dari minyak bumi. Sebetulnya yang kita lakukan hanyalah mengonversi si plastik itu ke asalnya, minyak bumi," kata Pandji kepada wartawan di Bandung, Julia Alazka.
Pandji mengawali proyek penelitiannya ini dengan maksud mengurangi sampah plastik, mengingat Indonesia menyandang predikat sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia setelah Cina.
Target Pandji adalah sampah plastik rumah tangga, seperti bungkus mi instan, bungkus kopi, dan kemasan plastik berjenis polypropylene (PP) lainnya.