Kapolda Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol Ahmad Luthfi, mengatakan motif pelaku mau untuk melakukan penembakan yaitu memperoleh upah.
Para eksekutor diberi imbalan oleh Kopda M sebesar Rp 120 juta.
Transaksi pembayaran ini dilakukan Kopda M setelah menemani istrinya di rumah sakit.
"Ada uang Rp 120 juta untuk kompensasi kepada para pelaku," kata Irjen Ahmad Lutfi dilansir Kompas TV, Senin (25/7/2022).
Transaksi penyerahan uang tersebut dilakukan di sebuah minimarket yang berada sekitar 300 meter dari rumah sakit tempat Rini dirawat.
"Kemudian setelah dilakukan penembakan korban dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit, suami korban menelfon eksekutor dengan dilakukan untuk memperoleh transaksi uang hasil pelaksanaan kegiatan."
"Kemudian suami korban keluar di minimarket 300 meter dari RS, uang Rp 120 juta uang kompensasi dan sudah dibagi para pelaku," tambahnya.
Baca juga: Tak Mempan Disantet, Anggota TNI Sewa 5 Eksekutor Habisi Istri Sah, Kesal Ditolak Nikah Selingkuhan
Dia mengungkapkan setelah mendapatkan uang, para eksekutor menggunakannya untuk membeli sepeda motor dan emas.
Namun, barang-barang tersebut ikut diamankan polisi.
"Kita juga mengamankan barang bukti satu pucuk senjata api dan empat butir peluru," imbuhnya.
Panglima TNI Bereaksi
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sudah mencium adanya cinta segitiga di balik kasus penembakan itu.
Apalagi setelah penembakan itu, Kopda M tiba-tiba menghilang.
"Dugaan memang kuat karena suami dari korban ini lari sejak hari pertama," kata Panglima TNI di Mako Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (23/7/2022) seperti dikutip dari Kompas.TV.
"Dan bukti-bukti investigasi sudah mengarah kepada beberapa orang yang kami lebih cenderung juga mengaitkan ke suami korban," ujarnya.