TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pengubahan nama rumah sakit oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menuai pro kontra.
Pengubahan nama ini menjadi perdebatan antar warganet pendukung dan pengkritik Dedi Mulyadi.
Para pengkritik Dedi Mulyadi menggiring soal kabar pengubahan nama rumah sakit ini ke isu sara yang sensitif.
Dedi Mulyadi disebut-sebut pembenci bahasa Arab karena mengubah nama Al Ihsan yang menggunakan Bahasa Arab, menjadi Welas Asih menggunakan Bahasa Sunda.
Ungkapan protes ini diunggah oleh beberapa akun media sosial, salah satunya dalam postingan akun media sosial thread, @heribabanyauwais.
Dalam postingan itu diungkapkan bahwa rumah sakit itu dibangun menggunakan dana badan amil zakat Bazis, dan Dedi disebut mengacak-acak RS Al Ihsan.
Baca juga: Sosok Penolong Bocah yang Digugat Kakek Kandung Gara-gara Rumah Warisan, Bikin Dedi Mulyadi Kagum!
Isu sara kemudian dibawa-bawa oleh para warganet lain di komentar postingan tersebut.
Lalu untuk yang pro Dedi Mulyadi justru berpendapat bahwa warga Indonesia harus bangga dengan budaya bahasanya sendiri.
Dedi Mulyadi merespons pro kontra ini dengan menemui Ketua Yayasan yang menaungi Rumah Sakit Al Ihsan yang menjadi Rumah Sakit Welas Asih tersebut.
Pimpinan yayasan tersebut diketahui bernama KH Olih Komarudin.
Dedi pun menanyakan langsung terkait perubahan nama itu kepada Olih.
"Gubernur yang menjabat sekarang, saya, merubah nama, dan bapak yang menjadi penerus yayasan, bagaimana ?," tanya Dedi dikutip dari Youtube channelnya, Selasa (8/7/2025).
Baca juga: Puncak Tetap Banjir Pasca Penertiban Tempat Wisata, Dedi Mulyadi : Kita Kerja Bukan Demi Hari Ini
KH Olih Komarudin pun merespons hal itu dengan tenang.
Namun dia juga menyayangkan adanya orang-orang membuat hal ini keruh.
"Kata Akang mah, pake ada letupan di luar segala. Kalau Akang mah terus terang saja, saya sangat percaya rumah sakit sekarang ini akan lebih baik dari sebelumnya, hari esok insya Allah lebih cerah, percaya Akang sama Kang Rayi (Dedi) teh," jawab Olih.