Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Kisah Teror di Bogor Tahun 1950-an, Rumah Warga Dijarah dan Dibakar, Situasi Mencekam

Warga berlarian menyelamatkan diri melintasi pesawahan untuk mengungsi ke tempat aman di saung-saung yang agak jauh dari kampung.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Penampakan Gunung Salak dari arah Kota Bogor yang dulu menurut warga sempat jadi tempat persembunyian gerombolan yang meneror warga Bogor tahun 1950-an. 

Yaitu di Desa Gunungbunder, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Sementara Gunung Salak merupakan tempat para gerombolan itu bersembunyi.

Ketika ada gerombolan, warga akan membunyikan kentongan atau kohkol.

"Kalau kohkol dibunyikan berarti ada gerombolan. Kalau bunyinya tung tung tung tung tung berati terjadi tuh (ada gerombolan)," kata Amin.

Warga kampung secara ramai-ramai akan langsung pergi meninggalkan kampung untuk mengungsi.

Jika situasi sudah aman, biasanya kohkol dibunyikan tiga kali.

"Warga pada sembunyi ke sawah, rame-rame banyakan," katanya.

"Tiga kali bunyi kohkol berarti aman, warga pada pulang lagi ke rumah masing-masing," imbuh Amin.

Warga Dirampok dan Rumah Dibakar

Gerombolan ini, kata dia, tidak mengenakan seragam, tapi mengenakan pakaian biasa dengan benda tajam seperti golok yang dijadikan senjata.

Dalam suatu kejadian, Amin mengaku rumahnya sampai habis dibakar gerombolan ini.

"Rumah bapak dibakar dulu, habis. Mereka ngarampok apa aja, ada beras ada apa aja diambil, ikan, duit, habis diambil," katanya.

"Kambing warga aja dipikul dibawa. Ayam, kambing, apa aja dibawa ke Gunung Salak," imbuh Amin.

Amin mengatakan, tidak hanya merampok, gerombolan ini juga pernah menangkap salah seorang dari kelompok tukang kayu di Gunung Salak.

Kemudian setelah ditelusuri aparat, tukang kayu itu ditemukan sudah tewas dengan kondisi mengenaskan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved