Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Kisah Teror di Bogor Tahun 1950-an, Rumah Warga Dijarah dan Dibakar, Situasi Mencekam

Warga berlarian menyelamatkan diri melintasi pesawahan untuk mengungsi ke tempat aman di saung-saung yang agak jauh dari kampung.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Penampakan Gunung Salak dari arah Kota Bogor yang dulu menurut warga sempat jadi tempat persembunyian gerombolan yang meneror warga Bogor tahun 1950-an. 

Seingat Amin, pada tahun 1965 situasi di Bogor kembali aman karena gerombolan itu berhasil ditumpas oleh TNI dan Polisi dengan strategi pagar betis.

"Sama pagar betis, sama rakyat ditutup, mereka sampai ke laparan kan di gunung, karena jadi gak bisa turun, seminggu gak bisa turun," katanya.

"Tahun 1965-an udah aman lagi," ungkapnya.

Nasib Mantan Gerombolan

Setelah berhasil ditumpas oleh pemerintah, ada anggota gerombolan ini yang bebas setelah menjalani hukuman.

Diantara para eks gerombolan ini, kata Amin, ada dua orang jawara yang terkenal di Bogor.

Yaitu sosok yang bernama Mad Kaya yang disebut-sebut asal Banten dan Pak Cua yang disebut-sebut asal Dramaga, Bogor.

Bahkan mereka jadi pembicaraan warga Bogor kala itu karena disebut-sebut kebal bacokan dan peluru.

Setelah ditindak, eks gerombolan ini hidup seperti biasa.

Amin mengaku tahu sosok Pak Cua yang menjadi pedagang beras di pasar wilayah Bogor.

"Pak Cua saya tahu, rambutnya gondrong, badannya sih gak besar, tapi dia katanya kebal ditembak," kata Amin.

"Dia jualan beras di pasar, dia punya anak satu lahirnya juga di gunung," ungkap Amin.

Namun, sosok-sosok yang dikenal jawara tersebut kini sudah tutup usia, tinggal turunannya yang mungkin masih ada di Bogor.

Amin tidak tahu detil terkait siapa para gerombolan ini, namun apa yang dialami dan diceritakan Amin ini diduga terkait pemberontakan DI/TII.

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved