Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Ternyata Ini Alasan Dokter Djaja Takut Ketemu Ayah Mirna, Kisruh Kasus Sianida Dianalisa Dokter Lain

dr Djaja mengaku takut bertemu ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin usai viral kasus kopi sianida Jessica Wongso dibahas lagi

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: khairunnisa
Youtube Richard Lee/Karni Ilyas Club/Netflix
dr Djaja mengaku takut bertemu ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin usai viral kasus kopi sianida Jessica Wongso dibahas lagi 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ucapan ayah almarhumah Mirna Salihin, Edi Darmawan menyebut Dokter Djaja Surya Atmadja takut bertemu dirinya viral.

Seperti diketahui, Djaja Surya Atmadja menjadi sorotan karena menyebut Mirna Salihin tewas bukan karena sianida.

Sebab sebelumnya, dokter Djaja juga mengklaim tak menemukan tiga ciri khusus seseorang yang tewas karena racun sianida.

Edi Darmawan bercerita pada Karni Ilyas, istrinya Santi mengeluhkan sikap Dokter Djaja Surya Atmadja saat mengawetkan jenazah Mirna Salihin.

"Itu malam juga si Mirna masih di rumah, diembalming. yang jagain bu Santi. Dokter otopsinya itu suit, suit (siul). Dokter Djaja itu lho. Santi sampai heran. 'Kok embalmin ko suit-suitan'. 'Dok emang gak ada dokter perempuan ? gak ada'. Dia marah tuh, 'cuma saya di sini'," kata Edi di Youtube Karni Ilyas Club.

Edi mengaku tak mau mengambil hati peristiwa itu.

Namun begitu kata Edi, Dokter Djaja Surya Atmadja disebut kabur ketika bertemu dirinya.

"Saya dulu punya istri yang Tiara, meninggal bapaknya, ketemu dia lagi, embalming, 'eh kurang ajar lu dokter', dia kabur akhirnya ganti dokter lain. dia ketakutan sama saya," kata Edi ayah Mirna Salihin.

Dokter Djaja mengakui bahwa ia melihat jenazah Mirna Salihin secara tak sengaja.

"Saya terlibat kasus ini secara tidak sengaja saat itu mau mengawetkan jenazah. Mirna ini meninggal mau dikubur 3 hari kemudian. Waktu itu saya tanya, 'ada apa ? abis minum kopi mati'. Saya langsung aware, sebelum formalin saya lakukan pemeriksaan," katanya.

Kasus Jessica Wongso menjadi polemik karena Dokter Djaja menyebut bahwa kandungan sianida di tubuh Mirna Salihin tak cukup mematikan.

"Yang pertama racun dikirim ke puslabfor, sample muntahan negatif sianida," kata dia.

Pun demikian dengan sample yang diambil oleh dr Slamet.

"Di darah, hati, isi lambung, urin, semuanya negatif sianida, terus kemudian kecuali di lambung ketemu sianida 0,2 gram per liter," tuturnya.

Penyebab Dokter Djaja Takut Pada Edi Darmawan
Penyebab Dokter Djaja Takut Pada Edi Darmawan (Youtube Karni Ilyas/Richard Lee/Ist)

Menurut dr Djadja, sianida sebanyak itu jumlahnya termasuk sangat kecil.

Ia pun heran kenapa di sample muntahan tidak ada, namun di lambung ada tapi dengan jumlah sangat kecil.

"Itu kecil banget, dan logikanya kalau dari besar jadi kecil masuk akal. Kalau dari tidak ada jadi ada, kan tanda tanya," pungkasnya.

Namun begitu Dokter Ahli Forensik dr Summy Hastry menerangkan cairan yang digunakan untuk embalming atau mengawetkan mayat bisa melarutkan cairan apapun dalam tubuh, termasuk racun.

Sedangkan tiga hari setelah tewas usai minum Es Kopi Vietnam di Kafe Olivier, Dokter Hastry diajak berdiskusi oleh Dokter Slamet Purnomo tentang jenazah Mirna Salihin yang diminta untuk diotopsi namun sudah diawetkan atau embalming.

"Melarutkan mungkin cairan-cairan racun atau benda-benda asing yang mematikan. Jadi gak kelihatan kalau kita periksa jaringannya," kata Dokter Hastry.

Formalin yang dipakai dalam embalming kata Hastry bisa berjumlah dua sampai lima liter untuk satu tubuh.

Formalin dimasukkan dari pembuluh darah kaki atau leher.

Ketika sudah diembalming, kata Dokter Hastry, tak bisa lagi mendeteksi cairan lain dalam tubuh.

"Hati, empedu, jantung, mungkin pengen tahu sakit jantung, itu gak bisa terdeteksi karena sudah tertutup cairan formalin," kata Dokter Hastry.

Hastry menduga, 0,2 miligram per liter sianida dalam tubuh Mirna adalah sisa dari keseluruhan yang masuk dalam tubuh.

"Mungkin sisa, tidak tercampur semua," katanya.

Hal ini senada dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU dalam sidang Jessica Wongso, Sandhy Handika.

Dijelaskan bahwa yang ditemukan Profesor Budi Sampurna ada kandunga natrium sianida dengan rincian 0,2 sianida dan 950 miligram per liter natrium.

"Kalau racun itu tidak sedemikian banyaknya, setelah diembalming pasti 0. Ada ahli yang mengatakan, karena racun saking banyaknya, setelah embalming pun masih ada 0,2. Harusnya nol," kata Sandhy.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved