Keracunan Massal di Cipaku

Korban BAB 30 Kali Sehari, Polisi Telusuri Ada Tidaknya Kelalaian Acara Tasyakuran di Cipaku Bogor

Hasil penelusuran sementara soal keracunam massal di Cipaku, Kota Bogor mengungkapkan bahwa warga mulai merasa mual dan muntah sehari setelah acara

Editor: Naufal Fauzy
Istimewa/Dok RSUD Kota Bogor
Korban keracunan massal di Ciomas saat dibawa ke RSUD Kota Bogor, Jumat (12/1/2024). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Hasil penelusuran sementara soal keracunam massal di Kelurahan Cipaku, Kota Bogor mengungkapkan bahwa warga mulai merasa mual dan muntah sehari setelah acara tasyakuran haul.

Namun jumlah korban terus meningkat signifikan setelah memasuki hari kedua setelah acara tasyakuran haul tersebut.

Rata-rata dari mereka mengkonsumsi makanan yang dibagikan dalam acara tasyakuran berupa telur balado dan nasi uduk.

Kasus yang menyebabkan satu orang meninggal dunia dan 93 warga dirawat ini pun kini masih diselidiki.

Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Luthfi Olot Gigantara mengatakan, kepolisian masih terus menyelidiki kasus ini untuk mengungkap apakah ada unsur kelalaian dalam kejadian tersebut.

"Kita terus lakukan penyelidikan. Nanti kita lihat apakah ada unsur kelalaian dalam kejadian ini atau murni musibah," ungkap Lutfhi, Rabu (5/6/2024).

Lutfhi berujar, selain mengumpulkan keterangan para saksi, polisi juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor untuk memeriksa sisa-sisa makanan maupun muntahan korban keracunan.

Nantinya, kedua sampel akan dibawa untuk uji laboratorium.

"Ini untuk memastikan apakah ada bakteri di dalam makanan sehingga menyebabkan keracunan," sebutnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengungkapkan, dari hasil penelusuran yang dilakukan diketahui proses pengolahan makanan dilakukan sehari sebelum acara haul dimulai.

"Kita sudah telusuri, ternyata pengolahan makanan pun sudah sehari sebelumnya. Ini akan kita investigasi. Kita telusur kronologinya," kata Retno.

"Jadi, acara haul-nya di malam minggu. Di hari Minggu juga belum ada laporan (keracunan). Puskesmas juga belum dapat pasien. Baru dapat laporan peningkatan kasus tuh di Hari Senin," tambahnya.

Sementara itu, salah satu keluarga korban keracunan, Pupu (43) mengungkapkan, keponakannya bernama Atiala terpaksa harus dirawat di puskesmas lantaran kekurangan cairan akibat buang air besar terus menerus.

Pupu menceritakan, sebelumnya Atiala sempat mengonsumsi makanan yang dibagikan dalam acara peringatan haul salah satu warga yang digelar pada Sabtu (1/6/2024) malam.

Menu makanan yang dikonsumsinya berupa nasi uduk dan telor balado.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved