Info UMKM Bogor

Bertahan Puluhan Tahun, Pabrik Tahu Enak Bogor Tetap Pakai Metode Tradisional dan Bahan Alami

Di Bogor, Pabrik Tahu Enak telah bertahan puluhan tahun dengan metode tradisional dan bahan alami, menghasilkan tahu berkualitas yang tetap otentik.

Editor: Tsaniyah Faidah
Riga Fasya Dwi Jamaludin/Politeknik Negeri Jakarta
UMKM BOGOR - Pabrik Tahu Enak di Kota Bogor yang masih mempertahankan metode pembuatan tradisional dan bahan alami sejak 25 tahun yang lalu. 

Tahu yang sudah dicetak kemudian direndam dengan air biasa.

Untuk tahap perebusan, kunyit yang telah ditumbuk direbus hingga mendidih, lalu tahu direbus beberapa jam.

Tahu yang mengambang menandakan sudah mengeras dan siap ditiriskan.

Tahu Enak didistribusikan ke pasar-pasar seperti Pasar Bogor, Pasar Anyar, dan Pasar Merdeka, serta menjadi sumber penghasilan bagi sekitar sepuluh pedagang keliling.

Tahu dijual per papan dengan harga Rp24.000, yang bisa dipotong menjadi 50–70 potong tahu sesuai permintaan pedagang.

Harga eceran per 10 tahu biasanya Rp4.000–Rp6.000.

UMKM BOGOR – Tahu buatan pabrik Tahu Enak Pak Aris yang sudah direndam, kemudian diangkat dan ditiriskan sebentar sebelum ke proses pemotongan.
UMKM BOGOR – Tahu buatan pabrik Tahu Enak Pak Aris yang sudah direndam, kemudian diangkat dan ditiriskan sebentar sebelum ke proses pemotongan. (Riga Fasya Dwi Jamaludin/Politeknik Negeri Jakarta)

Selain mempekerjakan keluarga dan warga sekitar, Pabrik Tahu Enak juga membantu ibu-ibu yang awalnya tidak memiliki usaha untuk berdagang keliling dan memasok tahu ke warung-warung.

Aris mengakui tantangan terbesar saat ini adalah persaingan pasar yang ketat.

Ia harus kreatif mencari terobosan baru agar usaha tetap bertahan.

“Ya, persaingan di pasaran ini ketat. Kita harus pandai-pandai membuat terobosan baru, agar usaha tahu ini tetap bertahan,” ujar Aris.

Meski ingin memperbarui alat-alat produksi yang sudah tua, kendala jumlah produksi membuat rencana itu tertunda.

Aris memilih fokus menjalankan operasional saat ini dengan baik, tanpa membuka cabang baru atau memperluas distribusi besar-besaran.

“Saya bersyukur bisa membantu masyarakat yang menganggur di sini. Alhamdulillah mereka bisa membiayai anak dan keluarganya,” tutup Aris.

(Riga Fasya Dwi Jamaludin - Politeknik Negeri Jakarta)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved