Kuliner Bogor
Renyah di Luar, Lembut di Dalam! Pisang Goreng Ameng Hadirkan Cita Rasa Pontianak di Bogor
Meski sudah puluhan tahun berjalan, cita rasa dan cara pengolahannya tetap dipertahankan seperti dulu.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH – Di antara padatnya deretan kuliner di kawasan Suryakencana, aroma harum pisang goreng yang baru matang kerap mencuri perhatian siapa pun yang melintas.
Asal aroma itu tak lain berasal dari Pisang Goreng Ameng Kalimantan, salah satu kuliner legendaris yang sudah berdiri sejak tahun 1948 dan tetap setia menghadirkan cita rasa khas Pontianak di Kota Bogor.
Usaha yang kini dikelola oleh generasi ketiga ini sudah dikenal luas oleh para pecinta jajanan tradisional.
Meski sudah puluhan tahun berjalan, cita rasa dan cara pengolahannya tetap dipertahankan seperti dulu.
“Awalnya hanya menjual pisang goreng, lalu berkembang ke berbagai olahan lain seperti tape, manisan pala, choipan, hingga telur asin. Semua melalui proses panjang dan bertahap,” ujar Kalpari Pranginangin, penanggung jawab sekaligus tangan kanan di kedai ini.
Ciri khas Pisang Goreng Ameng terletak pada tepung racikan khusus yang digunakan untuk membalut pisangnya.
Adonan ini merupakan resep warisan keluarga yang diracik secara rahasia.
Hasilnya, Pisang Goreng Ameng tetap terasa renyah berjam-jam setelah digoreng, bahkan ketika sudah dingin.
“Adonan ini dibuat setiap pagi, tanpa bahan pengawet. Campurannya sederhana, tapi takarannya harus benar-benar pas. Kalau terlalu encer atau terlalu kental, hasilnya tidak akan renyah seperti yang kami mau,” jelas Kalpari.
Dalam proses pengolahannya, mereka hanya menggunakan dua jenis pisang pilihan: pisang kepok dan pisang tanduk.
Pisang dipotong, dicelup ke dalam adonan, lalu digoreng menggunakan minyak baru hingga berwarna keemasan dan mengeluarkan aroma khas yang menggoda.
“Kalau pisang kepok rasanya lebih lembut dan legit, sementara pisang tanduk teksturnya lebih padat dan kenyal. Banyak pelanggan yang sengaja datang jauh-jauh karena mencari pisang tanduk yang sudah jarang dijual,” tambahnya.
Untuk penyajiannya, pisang goreng yang sudah matang tidak langsung dibungkus, melainkan ditiriskan di atas wajan besar agar minyaknya turun sempurna.
Pembeli bisa memilih sendiri ingin pisang yang sudah matang siap santap, atau setengah matang yang cocok dibawa pulang dan digoreng kembali di rumah tanpa kehilangan kerenyahannya.
“Kami biarkan pisangnya tiris dulu di wajan supaya tetap garing. Kalau ada yang mau dibawa pulang, bisa pilih setengah matang, jadi nanti di rumah digoreng lagi sebentar. Rasanya tetap sama, masih kriuk,” kata Kalpari.
Baca juga: Bukan Sate Biasa, Kuliner Sate Sumsum Pak Oo Tawarkan Sensasi Lumer yang Unik di Bogor
| Nemu Harta Karun di Gang Sempit Bogor, Sate Pak Rebing Tawarkan Cita Rasa Legendaris Sejak 1942 |
|
|---|
| Eksis Sejak 1980-an, Ini Rahasia Doclang Pak Odik di Bogor yang Bikin Pelanggan Balik Lagi |
|
|---|
| Murah Banget! Nasi Uduk Kaum 58 di Bogor Harganya Cuma Rp3 Ribuan, Ternyata Warisan dari Tahun 1890 |
|
|---|
| Masih Eksis Sejak Tahun 1974, Kanung Bogor Tawarkan Roti Konde Legendaris yang Bikin Nostalgia |
|
|---|
| Martabak Kiki: Legenda Bogor Sejak 1981, Rasa Klasiknya Bikin Presiden Sejak Era Gus Dur Jatuh Cinta |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bogor/foto/bank/originals/pisang-goreng-ameng-di-suryakencana.jpg)