Pengakuan Pak Eko Bekas Punggawa Keraton Agung Sejagat, Akui Was-was: Yang Dijanjikan Ditunda 3 Kali
Pak Eko mengaku sudah mengeluarkan uang jutaan rupiah selama menjadi anggota dair Keraton Agung Sejagat.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Pak Eko melanjutkan bahwa apa yang telah dijanjikan Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat kerap ditunda-tunda.
• Keraton Agung Sejagat Juga Ada di Klaten dan Sumatera, Begini Kehidupan Sang Raja di Pinggir Rel
• Pengikut Kerajaan Agung Sejagat Capai Ratusan, Ternyata Diiming-imingi Jabatan dengan Gaji Dolar
Alasannya karena sarana prasaran yang belum lengkap.
"Yang dijanjikan ditunda-tunda sampai tiga kali, alasannya sarana prasarana belum lengkap," ungkap Pak Eko.
Pak Eko pun merasa semakin ragu dan was-was setelah adanya pertemuan pada 10 Januari 2020 kemarin.
"Tangal 10 Janurari 2020 kemarin sudah terlakasana deklarasi namun dalam deklarasi tersebut kami meragukan dan lebih was-was dan khawatir serta curiga," ucapnya.
FOLLOW:
Pak Eko menambahkan bahwa dirinya belum mengetahui tugasnya sebagai punggawa di Keraton Agung Sejagat.
"Dalam keanggotaan sebagai punggawa dengan kepangkatan bintang tiga," terang Pak Eko.
"Kaitan tugas dan fungsinya saya juga belum mendapatkan tugas-tugas saya sebagai punggawa, betugas sebagai apa dari kanjeng sinuhun, belum ada tugas yang ditentukan," sambungnya.
Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat bukan suami istri, ini tugas Fanni
Seperti diwartakan TribunJateng, raja Kerajaan Keraton Agung Sejagat Totok Santosa (42) atau dikenal Sinuhun Totok Santosa Hadiningrat bersama Fanni Aminadia (41) sempat terlihat cekcok dalam ekspose di Mapolda Jateng, Rabu (15/1/2020).
Namun belum diketahui awal permasalahan hingga keduanya cekcok.
Selain cekcok, dua orang yang mengaku sebagai raja dan permaisuri ini hanya terlihat menunduk di hadapan para wartawan.
Tribunjateng.com pun berkesempatan sedikit mewawancari kedua pelaku yang mengeklaim sebagai keturunan tahta dari Kerajaan Majapahit.
Totok Santoso mengaku, awal mula berdirinya kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) karena mendapat ilham dari leluhur Raja Sanjaya, keturunan dari Kerajaan Majapahit.