Anies Baswedan Beberkan 7 Poin Soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga Uno, Ini Isinya

Kontestasi demokrasi mendatang, kata Sandi, harus disambut dengan suka cita. Relasi dan hubungan harus tetap dijaga, menjaga pertemanan dan persahaban

Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
Tangkap layar kanal YouTube Anies Baswedan
Anies Baswedan mengklaim janji kampanyenya saat Pilkada 2017 telah tuntas satu per satu di jelang masa akhir jabatan Gubernur DKI Jakarta. 

"Jadi begini, pada masa kampanye (Pilkada 2017), banyak sekali yang melakukan sumbangan, banyak sekali."

"Ada yang kami tahu, ada yang kami tidak tahu dan ada juga yang memberikan dukungan langsung, apakah relawan apakah tim."

"Nah kemudian ada pinjaman, sebetulnya bukan pinjaman, itu dukungan."

"Yang pemberi dukungan ini meminta dicatat sebagai utang, jadi dukungan yang minta dicatat sebagai utang," jawab Anies Baswedan.

Menurut Anies, dukungan yang dicatatkan sebagai utang merupakan dukungan untuk kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.

Jika dalam Pilkada itu mereka berhasil, maka sejumlah uang itu merupakan bentuk dukungan.

Baca juga: Cerita Tukang Ojek di Ciawi Bogor, Rela Pergi Pagi Pulang Gelap, Semua Demi Keluarga

Namun, apabila dalam Pilkada, mereka tidak berhasil maka sejumlah uang yang telah diberikan itu menjadi hutang.

"Ini kan dukungan untuk sebuah kampanye perubahan kebaikan, bila ini berhasil maka itu dicatat sebagai dukungan."

"Bila kita tidak berhasil dalam Pilkada, maka itu menjadi utang yang harus dikembalikan. Nah itu kan dukungan tu, siapa penjaminnya? yang menjamin Pak Sandi," ujarnya.

Lebih lanjut, Anies Baswedan mengungkapkan bahwa uang tersebut bukan milik pribadi dari Sandiaga Uno.

"Jadi uangnya bukan dari Pak Sandi, itu ada pihak ketiga yang mendukung kemudian saya yang menyatakan, bahwa ada surat pernyataan utang, saya yang bertanda tangan."

"Dalam surat itu disampaikan 'Apabila Pildaka kalah, maka saya dan Pak Sandiaga Uno berjanji mengembalikan', saya dan Pak Sandi, tapi yang tanda tangan saya," ujarnya.

Baca juga: Mardiono Ingin Sandiaga Uno Gabung PPP: Kalau Tidak Jadi Presiden, Jadi Wapres Pantas Tidak?

Ia kemudian menjelaskan alasan perjanjian yang menyebut harus membayar uang sebesar Rp 50 miliar bila kalah Pilkada 2017.

Menurut Anies Baswedan, hal tersebut lantaran saat kalah, ia akan bekerja di luar seperti bisnis atau lainnya untuk mengembalikan uang tersebut.

"Kalau kalah, saya akan berada di luar pemerintahan, maka saya di situ saya cari uang untuk mengembalikan, mungkin saya bisnis, mungkin saya usaha apapun untuk mengembalikan."

"Kalau saya menang, saya masuk pemerintahan, saya tidak cari uang di pemerintahan untuk membayar," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Erwin Aksa Ungkap Fakta Baru Terkait Surat Pengakuan Utang Anies Baswedan

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved