Reaksi Keras Susno Duadji Soal Fungsi Sebenarnya Rantis Polisi Saat Demo: Bukan untuk Gusur Orang!
Eks Kabareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji menyesalkan terjadinya mobil rantis polisi yang melindas seorang ojol saat demo di Jakarta
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
"Jadi unjuk rasa itu bukanlah sesuatu perbuatan melanggar hukum dan bukan sesuatu yang dilarang tetapi sesuatu yang harus dilindungi," imbuh Susno.
Kata pria yang juga mantan Kapolda Jabar ini, itu merupakan ciri daripada negara demokrasi.
Sehingga aparat baik Polri, TNI, Satpol, PP dan sebagainya, dan segenap warga negara Indonesia termasuk anggota DPR harus merubah mindset itu bahwa negara ini sejak ada reformasi sudah menjadi negara demokrasi.
Tidak bisa lagi pemikiran unjuk rasa itu untuk melawan pemerintah.
"Pemilik negeri ini adalah rakyat, rantis itu dibeli dengan uang rakyat, aparat itu digaji dengan uang rakyat," kata Susno.
Tujuh Polisi Diamankan
Kadiv Propam Polri Irjen Pol Abdul Karim mengatakan, tujuh terduga pelanggar sudah diamankan di Div Propam Polri.
"Saat ini masih dalam proses pemeriksaan dan pendalaman," katanya saat konferensi pers, Jumat (29/8/2025).
Dari gelar awal, kata dia, sudah sepakati dan hasil rekomendasi secara menyeluruh, bahwa terhadap tujuh terduga pelanggar, telah terbukti melanggar kode etik profesi kepolisian.
"Oleh karena itu kami menyikapi rekomendasi berikutnya, yaitu mulai hari ini kami lakukan penempatan khusus di Div Propam Polri selama 20 hari terhadap 7 orang pelanggar. Sejak 29 Agustus sampai 17 September," ujar pria kelahiran 28 Februari 1974 itu.
Perwira lulusan Akpol 1995 ini pun merinci peran ketujuh anggota Brimob tersebut.
"Hasil identifikasi sementara yang sudah kita dapatkan, yaitu ditemukan dua orang yang duduk di depan termasuk pengemudi kendaraan tersebut, dan lima orang lainnya dalam posisi duduk di belakang," kata dia.
Rupanya kendaraan taktis (rantis) itu dikemudikan oleh Bripka R.
"Adapun pengemudi yang mengemudi, Bripka R, sedangkan yang duduk di sebelah pengemudi Kompol C," ujar polisi mantan Kapolda Banten ini.
"Sedangkan yang duduk di belakang, Aipda R, Briptu D, Bripda M, Baraka J, dan Baraka Y," tambahnya.
Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News
https://news.google.com/publications/CAAqMQgKIitDQklTR2dnTWFoWUtGR0p2WjI5eUxuUnlhV0oxYm01bGQzTXVZMjl0S0FBUAE?hl=id&ceid=ID:id≷=ID
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t
| Pemkot Bogor Pastikan Tetap Hilangkan 1.940 Angkot Tua Tahun 2026, Dedie Rachim: Amanat Perda |
|
|---|
| Ratusan Driver Ojol di Kabupaten Bogor Sumringah, Dapat Ganti Oli Gratis di Hari Sumpah Pemuda |
|
|---|
| Komisi III Ambil Sikap Pasca Rencana Penghapusan 1.940 Angkot Tua, Soroti Nasib Sopir Angkot |
|
|---|
| Tak Tegas Soal Rencana Penghapusan 1.940 Angkot Bogor, Jenal Mutaqin: Kita Harus Duduk Bersama |
|
|---|
| Jadi Korban Demo Sopir Angkot di Balai Kota Bogor, Petugas Dishub Lapor Polisi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.